Mohon tunggu...
Dwita Ratri Prastiwi
Dwita Ratri Prastiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membuat cerita diwattpad, baca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pewayangan di Indonesia

23 Oktober 2023   20:34 Diperbarui: 19 Desember 2023   22:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin kita tidak asing lagi dengan kesenian khas Indonesia yaitu, Wayang. Wayang sendiri berasal dari bahasa Jawa "wewayangan" yang berarti bayangan. Dikatakan sebagai wayang atau wewayangan karena pada zaman dulu untuk melihat wayang, penonton berada di belakang layar yang di sebut kelir. 

Pertunjukan wayang di mainkan oleh seorang dalang, dalang memainkan wayang yang diterangi oleh lampu sehingga menimbulkan bayangan yang menempel pada kelir pertunjukan dengan menggerak gerakkan wayang kesana kemari. Kelir pertunjukan terbuat dari kain putih yang membentang membatasi antara penonton dan dalang. 

Penonton tidak dapat melihat sang dalang, melainkan hanya bisa menyaksikan bayangan wayang, seolah-olah bayangan wayang yang menempel pada kelir adalah manusia yang hidup. Selain dalang, ada juga niyaga seorang penabuh gamelan yang membantu dalang untuk mengiringi pertunjukan wayang. Terakhir ada waranangga, wanita pelantu tembang-tembang atau lagu dalam pertunjukan wayang. 

Dalam perkembangan nya wayang berkembang sangat pesat dari zaman ke zaman, wayang mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat. 

Di indonesia sendiri ada banyak jenis wayang, dan ada 5 jenis wayang yang paling populer di indonesia, yaitu : 

1. Wayang Kulit 

Banyak orang pendapat yang mengatakan bahwa wayang kulit merupakan ciptaan asli Indonesia khususnya Jawa. Wayang kulit awalnya berfungsi sebagai media untuk menghormati arwah nenek moyang. Seiring perkembangan zaman, wayang kulit kemudian mengalami pelebaran fungsi sebagai media hiburan, media penyebaran agama, hingga media propaganda politik.

2. Wayang Golek 

Wayang golek merupakan pertunjukan wayang dari boneka kayu yang dibuat dengan diukir dan diwarnai sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk orang. Bagian kepala, badan, dan lengan wayang golek dihubungkan dengan sebatang kayu kecil bulat biasa disebut sebagai tuding atau gagang. Pertunjukan wayang golek biasanya difungsikan sebagai media untuk bercerita, edukasi, dakwah, maupun hiburan yang lakonnya didasarkan pada kisah sejarah Jawa, Mahabharata, Ramayana, maupun kehidupan sehari-hari masyarakat.

3. Wayang Potehi

Wayang potehi mengangkat kisah dan karakter dari legenda Tionghoa. Potehi sendiri berasal dari kata 'Pou' yang berarti kain, 'te' yang berarti kantong, dan 'hi' yang berarti boneka. Oleh karena itu, secara istilah potehi diartikan sebagai boneka berbentuk kantong yang dimainkan dengan lima jari tangan. Wayang potehi dimainkan oleh dalang dengan menggunakan kelima jari. Tiga jari dalang mengendalikan kepala, sedangkan ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan wayang. Pertunjukan tersebut diiringi oleh musik yang terdiri dari gembreng, kecer atau simbal, cheh dan puah, rebab, rebana, terompet, dan piak-kok.

4. Wayang Orang 

Wayang orang tidak dimainkan oleh dalang karena setiap tokoh dapat bergerak dan berdialog sendiri, sedangkan dalang berperan sebagai sutradara. Lakon cerita wayang orang biasanya diambil dari Babad Purwo, Ramayana dan Mahabharata. Dalam penyelenggaraan suatu pentas wayang orang secara lengkap diperlukan 35 orang. Mereka terbagi menjadi 20 orang pemain (pria dan wanita), 12 orang penabuh gamelan yang merangkap wiraswara, 2 orang sebagai waranggana, dan 1 orang sebagai dalang.

5. Wayang Beber

Wayang beber merupakan seni yang berbentuk lembaran (beberan).Wayang beber sudah ada sejak zaman Kerajaan Jenggala pada 1223 M dalam bentuk lukisan di daun siwalan atau lontar. Penamaan wayang beber berasal dari cara memainkannya yang dilakukan dengan membeberkan atau membentangkan layar atau kertas gambar. Pada umumnya, wayang pertunjukan wayang beber memakan waktu sekitar 90 menit. Pertunjukan wayang beber dilakukan oleh dalang yang menceritakan adegan demi adegan di gulungan dan diiringi gong, kenong, kendang, dan rebab dengan notasi sederhana.

sumber penulis
sumber penulis

Wayang-wayang tersebut tentu harus dilestarikan agar tidak hilang sejarahnya dimasa depan, dan untuk lebih mengenalkan pewayangan dari generasi ke generasi agar tetap ada. Wayang-wayang tersebut disimpan dengan baik di sebuah bangunan tua yang dinamakan Museum, atau kini lebih dikenal sebagai Museum Wayang. Kurang lebih ada 6 museum wayang yang tersebar di indonesia, namun yg lebih di soroti adalah museum wayang di jakarta, tepatnya di kota tua jakarta. Disana banyak sekali boneka--boneka wayang dengan berbagai karakter, bahkan diperlihatkan pula boneka-boneka wayang dari luar negeri. Selain itu, terdapat pula sebuah ruangan untuk menyaksikan pementasan pewayangan yang diadakan setiap bulan nya. Setiap pementasan mereka selalu membawakan tema wayang yang berbeda-beda sehingga menarik turis asing maupun lokal untuk ikut menyaksikan  pementasan wayang tersebut. 

sumber penulis 
sumber penulis 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun