Wayang potehi mengangkat kisah dan karakter dari legenda Tionghoa. Potehi sendiri berasal dari kata 'Pou' yang berarti kain, 'te' yang berarti kantong, dan 'hi' yang berarti boneka. Oleh karena itu, secara istilah potehi diartikan sebagai boneka berbentuk kantong yang dimainkan dengan lima jari tangan. Wayang potehi dimainkan oleh dalang dengan menggunakan kelima jari. Tiga jari dalang mengendalikan kepala, sedangkan ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan wayang. Pertunjukan tersebut diiringi oleh musik yang terdiri dari gembreng, kecer atau simbal, cheh dan puah, rebab, rebana, terompet, dan piak-kok.
4. Wayang OrangÂ
Wayang orang tidak dimainkan oleh dalang karena setiap tokoh dapat bergerak dan berdialog sendiri, sedangkan dalang berperan sebagai sutradara. Lakon cerita wayang orang biasanya diambil dari Babad Purwo, Ramayana dan Mahabharata. Dalam penyelenggaraan suatu pentas wayang orang secara lengkap diperlukan 35 orang. Mereka terbagi menjadi 20 orang pemain (pria dan wanita), 12 orang penabuh gamelan yang merangkap wiraswara, 2 orang sebagai waranggana, dan 1 orang sebagai dalang.
5. Wayang Beber
Wayang beber merupakan seni yang berbentuk lembaran (beberan).Wayang beber sudah ada sejak zaman Kerajaan Jenggala pada 1223 M dalam bentuk lukisan di daun siwalan atau lontar. Penamaan wayang beber berasal dari cara memainkannya yang dilakukan dengan membeberkan atau membentangkan layar atau kertas gambar. Pada umumnya, wayang pertunjukan wayang beber memakan waktu sekitar 90 menit. Pertunjukan wayang beber dilakukan oleh dalang yang menceritakan adegan demi adegan di gulungan dan diiringi gong, kenong, kendang, dan rebab dengan notasi sederhana.
Wayang-wayang tersebut tentu harus dilestarikan agar tidak hilang sejarahnya dimasa depan, dan untuk lebih mengenalkan pewayangan dari generasi ke generasi agar tetap ada. Wayang-wayang tersebut disimpan dengan baik di sebuah bangunan tua yang dinamakan Museum, atau kini lebih dikenal sebagai Museum Wayang. Kurang lebih ada 6 museum wayang yang tersebar di indonesia, namun yg lebih di soroti adalah museum wayang di jakarta, tepatnya di kota tua jakarta. Disana banyak sekali boneka--boneka wayang dengan berbagai karakter, bahkan diperlihatkan pula boneka-boneka wayang dari luar negeri. Selain itu, terdapat pula sebuah ruangan untuk menyaksikan pementasan pewayangan yang diadakan setiap bulan nya. Setiap pementasan mereka selalu membawakan tema wayang yang berbeda-beda sehingga menarik turis asing maupun lokal untuk ikut menyaksikan  pementasan wayang tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H