Penulis artikel : Dwi Sylva Ramadhan
NIM : 2410416110001
Mahasiswa S1 Universitas Lambung Mangkurat Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Tugas mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah dengan dosen pengampu Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.
Lahan basah merupakan salah satu wilayah terbesar di permukaan bumi. Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin.Â
Berbeda dengan perairan, lahan basah umumnya bercirikan tinggi muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, dan memiliki jenis tumbuhan yang khas. Berdasarkan sifat dan ciri-cirinya tersebut, lahan basah kerap disebut juga sebagai wilayah peralihan antara daratan dan perairan. Baik sebagai bioma ataupun ekosistem, lahan basah memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi.Â
Lahan basah memiliki jenis tumbuhan dan satwa yang lebih banyak dibandingkan dengan wilayah lain di muka bumi. Maka dari itu, lahan basah mempunyai peran dan fungsi yang penting secara ekologi, ekonomi, maupun budaya.
Macam jenis lahan basah dibedakan menjadi dua yaitu lahan basah alami dan buatan. Lahan basah alami meliputi rawa-rawa air tawar, hutan bakau (mangrove), rawa gambut, hutan gambut, paya-paya, dan riparian (tepian sungai).Â
Sedangkan lahan basah buatan meliputi waduk, sawah, saluran irigasi, dan kolam. Saat ini, lahan gambut dan mangrove, menjadi dua jenis lahan basah yang mengalami kerusakan serius di berbagai wilayah Indonesia.Â
Hutan rawa gambut di Sumatra dan Kalimantan, banyak dikonversi menjadi perkebunan dan lahan pertanian. Pun ribuan hektar hutan mangrove, telah ditebangi dan dikonversi untuk kegiatan budidaya perairan. Pada tugas mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah ini, saya melakukan pengidentifikasian potensi lahan basah di wilayah kecamatan Banjarmasin Tengah.
Saya melakukan interview dengan beberapa responden terhadap potensi dan pemanfaatan lahan basah apa yang bisa dikembangkan di wilayah tersebut. Pengidentifikasian potensi pemanfaatan lahan basah tersebut mencakup peternakan, perikanan, wisata dan perdagangan.Â
Walaupun begitu, tidak semua orang atau responden mau dan menginzinkan untuk di wawancarai. Diperlukan izin kepada pihak yang bersangkutan sebelum melakukan interview atau wawancara. Maka dari itu, hasil dari wawancara ini tidak mencapai jumlah yang di targetkan, yaitu 10 responden.
* Peternakan
Hasil kuesioner dari interview masyarakat setempat bahwa potensi pemanfaatan lahan basah peternakan ini adalah hewan ternak kambing tersebut akan di kirimkan ke suatu tempat untuk di jual ke orang orang yang ingin membelinya. Jadi potensi pada pemanfaatan lahan basah ini adalah perekonomian jual beli hewan ternak. Lokasi peternakan ini saya dapatkan di kelurahan pasar lama.
* Perikanan
Hasil dari kuesioner pemanfaatan lahan basah perikanan ini adalah saya mendatangi toko aquarium yang sudah pasti pemanfaatannya adalah perekonomian untuk menjual aquarium dan juga ikan ikan hias. Disana banyak sekali jenis jenis aquarium dan ikan hias yang dijual, salah satunya ada ikan bulu ayam. Saya mendapatkan lokasi toko aquarium dan ikan hias ini di daerah jalan Veteran, kelurahan Melayu.
* Perdagangan dan Wisata
Pemanfatan lahan basah ini saya mendatangi tempat wisata yang populer di Banjarmasin, yaitu Siring. Siring termasuk lahan basah dengan potensi pemanfaatan perekonomian tempat wisata dan juga tempat orang orang berdagang. Saya melakukan interview dengan orang orang disana bahwa siring ini termasuk lahan basah dengan pemanfaatannya sebagai tempat wisata dan perdagangan. Siring ini merupakan salah satu tempat yang paling ikonik di Kota Banjarmasin setelah Patung Bekantan.
Sebenarnya, banyak sekali potensi pemanfaatan lahan basah di lingkungan kita ini tanpa kita sadari. Seperti perekonomian, perdagangan, tempat wisata, tempat hiburan, dan lain sebagainya. Kalimantan Selatan (Kalsel) memiliki potensi besar di sektor pertanian, terutama pada lahan basah yang dapat menjadi unggulan masa depan pertanian Indonesia. Lahan basah telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Banjar untuk memenuhi kebutuhan hidup.Â
Namun, lahan basah memerlukan perlakuan khusus karena tingkat keasaman dan kandungan zat yang bisa menjadi racun bagi tanaman. Sayangnya, keberadaan lahan basah semakin terancam oleh kegiatan alih fungsi lahan untuk pembangunan industri dan permukiman. Dengan demikian, penting untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam mengelola dan melestarikan lahan basah di Kalsel untuk memastikan masa depan pertanian dan ketahanan pangan Indonesia.
Maka dari itu kita perlu menjaga lingkungan sekitar kita dengan sebaik baiknya. Sebagai mahasiswa Geografi, patut sebaiknya kita menjaga serta merawat lingkungan agar masa depan lingkungan di Indonesia maupun di dunia tetap lestari dan terjaga.
Sumber :
https://indonesia.wetlands.org/id/wetlands/apa-lahan-basah-itu/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H