Hari beranjak malam. Sang bulan malu-malu menampakkan wajahnya.Bintang gemintang hanya beberapa saling menyapa.Kerlipnya sombong.Tak nampak gemerlap. Angin berhembus sepoi.Dedaunan meliuk perlahan.Malam ini terasa sepi.Sunyi menyergap. Terdengar rintik hujan memainkan melodi alam. Sang kodok belum menampakkan orkestranya.Masih menunggu rinai membesar. Mereka masih bersiap.
Di sebuah kampung.Malam ini tak nampak kemeriahan. Hujan rintik.Angin sepoi.Daun pisang bergerak lambat.Hanya tampak kilau lampu jalan. Serangga malam mengerubutinya.Mencari kehangatan di dinginnya malam.Terdengar lantunan doa dari sebuah surau tua. Lirih hampir tak terdengar. Air mata tampak mengulir dari dua pipinya. Keriputnya tak surutkan binar wajahnya.Wajah penuh syukur.Wajah penuh bahagia. Doa bahagia disertai air mata.Kata-katanya lembut.Perilakunya bersahaya.Malam berkabut dingin mampu mengantarkan doanya menembus batas langit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H