Mohon tunggu...
Dwi Suparti
Dwi Suparti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang pembelajar.Suka membaca dan menulis. Suka kuliner dan menikmati alam

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Menembus Batas Langit

21 Juli 2022   18:02 Diperbarui: 21 Juli 2022   18:08 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hari beranjak malam. Sang bulan malu-malu menampakkan wajahnya.Bintang gemintang hanya beberapa saling menyapa.Kerlipnya sombong.Tak nampak gemerlap. Angin berhembus sepoi.Dedaunan meliuk perlahan.Malam ini terasa sepi.Sunyi menyergap. Terdengar rintik hujan memainkan melodi alam. Sang kodok belum menampakkan orkestranya.Masih menunggu rinai membesar. Mereka masih bersiap.

Di sebuah kampung.Malam ini tak nampak kemeriahan. Hujan rintik.Angin sepoi.Daun pisang bergerak lambat.Hanya tampak kilau lampu jalan. Serangga malam mengerubutinya.Mencari kehangatan di dinginnya malam.Terdengar lantunan doa dari sebuah surau tua. Lirih hampir tak terdengar. Air mata tampak mengulir dari dua pipinya. Keriputnya tak surutkan binar wajahnya.Wajah penuh syukur.Wajah penuh bahagia. Doa bahagia disertai air mata.Kata-katanya lembut.Perilakunya bersahaya.Malam berkabut dingin mampu mengantarkan doanya menembus batas langit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun