Mohon tunggu...
Dwi Sukma Nadzifah
Dwi Sukma Nadzifah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi 🌺

Membacalah kelak kau menjadi tahu

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Meningkatkan Kelestarian Hutan sebagai Paru-paru Udara bagi Warga Indonesia

15 Desember 2019   22:21 Diperbarui: 15 Desember 2019   22:29 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan2 semacam ini terdapat diwilayah2 yang luas didunia dan berfungsi sebagai penampung CO2 ( karbon dioksida ), habitat hewan, modulator arus hidrolika, pelestari tanah serta salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. 

Hutan merupakan bentuk kehidupan yang tersebar diseluruh dunia. Kita dapat menemukannya baik didaerah beriklim dingin, di dataran rendah, di pegunungan maupun didaerah pulau kecil atau benua yang besar.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumber daya alam yang berupa kayu atau buah saja, tetapi masih banyak potensi lain yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budi daya tanaman pertanian pada lahan hutan.

Sebagai fungsi ekosistem, hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup flora dan fauna serta mencegah ancaman terjadinya pemanasan global atau global warming.

Di Indonesia sendiri keberadaan hutan sangat berlimpah jumlahnya, ada berbagai macam hutan yang ada di indonesia diantaraanya adalah hutan mangrove yang wilayah persebaran nya yaitu hampir menyeluruh didaerah pesisir pantai, hutan rawa dengan persebaran didaerah sumatera, kalimantan dan papua, hutan hujan tropis dengan persebaran kalimantan, papua, maluku dan sebagian pulau jawa. 

Hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang oksigen terbesar didunia dan dinobatkan sebagai paru2 dunia. Terlepas akan hal itu semua, angka kehilangan tutupan hutan dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang cukup signifikan. 

Hal ini diakibatkan oleh maraknya deforestasi hutan, seperti penebangan hutan secara besar-besaran untuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, industri dan isu terbaru adalah kebakaran hutan akibat kemarau panjang yang melanda Indonesia.

Dengan kondisi yang memperhatikan tersebut fungsi hutan sebagai paru2 dunia mengalami kritis  dan ekosistem didalmnya tidak berjalan secara seimbang.

Deforestasi hutan secara besar-besaran berdampak buruk terhadap keberlangsungan hidup manusia itu sendiri, seperti miaslnya naiknya suhu dipermukaan bumi akibat global warming, bencana banjir serta turunnya fungsi daya ikat tanah menjadikan daerah tersebut rawan akan terjadinya tanah longsor yang dapat merugikan manusia. menjadikan daerah tersebut rawan akan terjadinya tanah longsor yang dapat merugikan manusia. 

Maka perlunya kesadaran baik dari pemerintah dan masyarakat sendiri untuk sama2 menjaga esistensi hutan sebagai paru2 dunia dengan cara melaksanakan program2 penghijauan hutan dengan menggalakkan peraturan menebang 1 pohion harus segera mengganti dengan 100 pohon sehingga pergiliran pertumbuhan terus berlanjut dan tidak menyebabkan hutan akan menjadi gundul dan gersang serta dengan cara menanamkan pada diri sendiri untuk tetap selalu menjaga kelestarian hutan dengan cara melakukan sistem tebang pilih, tidak membuang sampah sembarangan, melakukan penebangan secara konservatif, memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku yang melakukan penebangan ilegal, mengurangi penggunaan kertas yang berlebih dan mengurangi izin pembukaan lahan untuk industri di area hutan, sehingga hal ini akan tercipta hutan yang indah, bersih dan menjadikan kembali fungsi hutan Indonesia sebagai paru2 dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun