Mohon tunggu...
Ni PutuDwi
Ni PutuDwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Doktoral

Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Internalisasi Pancasila dalam Pendidikan Jasmani

27 Desember 2024   19:45 Diperbarui: 27 Desember 2024   19:45 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menjadi landasan dan pandangan hidup yang harus diinternalisasikan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Pendidikan jasmani, sebagai salah satu komponen integral dalam sistem pendidikan nasional, memiliki peran signifikan dalam menginternalisasi nilai-nilai Pancasila untuk membentuk karakter peserta didik. Menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam pendidikan jasmani berarti menjadikan olahraga dan aktivitas fisik sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai tersebut, seperti kerja sama, sportivitas, dan rasa cinta tanah air.
Namun, tantangan dalam menginternalisasikan filsafat Pancasila dalam pendidikan jasmani sangat kompleks.

Pertama, kurikulum pendidikan jasmani yang tidak terintegrasi dengan nilai-nilai Pancasila. Banyak pihak yang menganganggap bahwa pendidikan jasmani hanya berfokus pada kemampuan dan keterampilan fisik. Pandangan ini mengabaikan fakta bahwa pendidikan jasmani bukan hanya tentang fisik, tetapi juga tentang pengembangan karakter dan sosialisasi. Dalam konteks pendidikan, fisik yang sehat harus didukung oleh mental yang kuat dan nilai-nilai yang baik. Oleh karena itu, mengabaikan aspek nilai dalam pendidikan jasmani justru akan menghasilkan individu yang tidak seimbang, baik dari segi fisik maupun mental.

Kedua, pemahaman yang terbatas dari pendidik. Guru pendidikan jasmani sering kali lebih fokus pada pencapaian aspek fisik dan keterampilan olahraga peserta didik. Pemahaman yang kurang mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam aktivitas jasmani membuat internalisasi nilai-nilai tersebut kurang optimal. Misalnya, nilai sportivitas dan kerja sama sering diajarkan secara implisit tanpa penekanan pada hubungan dengan prinsip Pancasila.

Ketiga, orientasi pada kompetisi. Dalam praktiknya, pendidikan jasmani di sekolah sering kali lebih menekankan aspek kompetisi dan pencapaian prestasi. Hal ini membuat peserta didik lebih fokus pada kemenangan daripada penghayatan nilai-nilai seperti kerja sama, sportivitas, dan keadilan. Orientasi ini dapat menciptakan mentalitas kompetitif yang berlebihan, yang justru bertentangan dengan semangat persatuan dan kemanusiaan.

Keempat, perkembangan teknologi yang sangat pesat. Teknologi sering kali mendorong peserta didik untuk menjalani gaya hidup sedentary dan cenderung individualistik. Misalnya permainan online yang bersifat individualistis dan kompetitif dapat mengurangi minat peserta didik pada aktivitas fisik yang lebih sosial. Rendahnya partisipasi peserta didik dalam kegiatan jasmani membuat nilai-nilai seperti kerja sama, sportivitas, dan persatuan sulit terinternalisasi melalui aktivitas fisik.

Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi hal tersebut diantaranya adalah mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan jasmani secara lebih komprehensif. Guru perlu diberikan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang cara mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam aktivitas fisik yang dilakukan oleh peserta didik. Guru dapat secara eksplisit menyampaikan dan melakukan refleksi bersama peserta didik mengenai makna yang tersirat dalam setiap aktivitas fisik yang dilakukan dan menghubungkannya dengan nilai-nilai Pancasila. Melalui diskusi dan refleksi, peserta didik diajak untuk memahami relevansi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran pendidikan jasmani

Aktivitas dalam pendidikan jasmani tidak dapat dilepaskan dari aktivitas olahraga dimana gerak menjadi kuncinya. Setiap gerakan, permainan, dan olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dapat menjadi wahana yang efektif untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur Pancasila yang meliputi:

Ketuhanan Yang Maha Esa.  Peserta didik diminta berdoa sebelum memulai dan mengakhiri pembelajaran pendidikan jasmani yang mengajarkan peserta didik untuk selalu bersyukur atas kesehatan dan kemampuan yang diberikan Tuhan. Melalui doa peserta didik diajak untuk menyadari pentingnya dimensi spiritual dalam kehidupan yang memperkuat nilai religious dalam diri. Pendidikan jasmani melalui kegiatan olahraga sering kali mengajarkan peserta didik untuk menghargai tubuh sebagai anugerah dari Tuhan. Melalui aktivitas jasmani yang mengutamakan kesehatan, peserta didik belajar untuk mensyukuri pemberian Tuhan dengan merawat dan menjaga tubuh.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Nilai fair play dan sportivitas yang menjunjung tinggi lawan dan kompetisi yang adil, sejatinya telah tertanam dalam berbagai aktivitas olahraga. Nilai-nilai ini seiring sejalan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab sebagaimana tertuang dalam Pancasila. Setiap individu diperlakukan setara, tanpa membedakan suku, agama, atau latar belakang sosial. Melalui olahraga, peserta didik tidak hanya melatih fisik, tetapi juga mengasah jiwa sportifitas yang menjunjung tinggi keadilan dan kedamaian.

Persatuan Indonesia. Olahraga juga menjadi alat pemersatu, di mana semangat tim dan solidaritas dibangun demi mencapai tujuan bersama. Melalui permainan kelompok, peserta didik diajarkan pentingnya kerja sama, berkomunikasi, dan saling mendukung satu sama lain, yang pada gilirannya memperkuat rasa persatuan. Kegiatan fisik bersama yang melibatkan banyak orang dari berbagai latar belakang sosial dapat mengikis perbedaan dan memperkuat persatuan di antara mereka. Aktivitas ini menciptakan rasa kebersamaan yang sangat penting bagi pembangunan karakter bangsa yang cinta damai dan bersatu yang mencerminkan nilai persatuan yang menjadi fondasi Pancasila.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan. Dalam permainan tim, keputusan sering kali diambil secara bersama-sama, baik dalam tim maupun dalam pertandingan. Hal ini mengajarkan peserta didik tentang pentingnya musyawarah dan mufakat, serta bagaimana bekerja dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, olahraga juga dapat mengajarkan peserta didik untuk menerima keputusan meskipun tidak selalu sesuai dengan keinginan pribadi, yang mencerminkan semangat Pancasila dalam pengambilan keputusan berdasarkan kebijaksanaan.

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam konteks pendidikan jasmani, setiap peserta didik berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam berbagai jenis olahraga, tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi. Oleh karena itu, melalui pendidikan jasmani, peserta didik diajarkan untuk menghargai prinsip keadilan dan memberikan kesempatan yang setara bagi setiap individu untuk berkembang, berkompetisi, dan menunjukkan kemampuannya.

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Aktivitas Pendidikan Jasmani

Untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan jasmani, pengajaran tidak hanya terbatas pada aspek teknis atau keterampilan olahraga, tetapi juga pada pengembangan mental dan karakter peserta didik. Guru dapat menenanamkan sportivitas dan etika dalam olahraga dengan mengajak peserta didik untuk berkompetisi dengan adil, menerima kekalahan dengan lapang dada, dan menghargai kemenangan dengan rendah hati. Selain itu, peserta didik juga perlu diajarkan untuk tidak melakukan kecurangan atau tindakan tidak etis dalam setiap pertandingan atau aktivitas. Melalui  permainan yang melibatkan tim, peserta didik belajar tentang pentingnya saling mendukung, berkomunikasi, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Pendekatan ini secara langsung mengajarkan nilai-nilai persatuan Indonesia. Guru dapat mendorong peserta didik untuk selalu bekerja sama dan menghargai peran masing-masing dalam tim.

Setiap peserta didik harus diberikan kesempatan yang setara untuk terlibat dalam aktivitas fisik. Ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana yang inklusif, di mana semua peserta didik, baik yang memiliki kemampuan fisik yang baik maupun yang kurang beruntung, memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi. Olahraga mengajarkan peserta didik untuk selalu berusaha meningkatkan diri dan mencapai tujuan. Dalam hal ini, peserta didik diajarkan untuk memiliki tekad yang kuat dan tidak mudah menyerah, nilai yang selaras dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila. Pendidikan jasmani dapat dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan semangat pantang menyerah dan tekad untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap usaha.

Tujuan pendidikan jasmani tidak hanya mencetak generasi yang sehat fisik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Dengan memperkuat dan mengintegrasikan pada kurikulum, memberikan pelatihan kepada guru, dan menciptakan lingkungan yang kondusif, kita dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Melalui pendidikan jasmani, peserta didik dapat belajar tentang pentingnya rasa syukur kerja sama, sportivitas, dan semangat kebangsaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun