Mohon tunggu...
Pendidikan

Wahai Para Orang Dewasa yang Terpaksa Menjadi Orang Tua (2)

11 April 2019   09:14 Diperbarui: 11 April 2019   09:27 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tagar JusticeForAudrey sedang beredar luas di dunia medsos.

Perhatian para netijen sedang tertuju pada kasus yang terjadi di Pontianak.

Kasus yang bikin kita begidik.

Bagaimana mungkin 12 anak SMA membully dengan kejam seorang anak SMP karena kesalahan orang lain.

Saya tidak ingin membahas kenakalan luar biasa mereka.

Fokus saya ke orang tua mereka. Yang terpikir saat membaca informasi kekejaman anak-anak ini adalah, bagaimana orang tua mereka mendidik anak-anak ini?

Asal muasal kasus ini adalah olok-olokan di medsos. Persis seperti cebong kampret yang suka olok-olokan di medsos. Bedanya cebong kampret hanya main di medsos, sedang mereka ini 'bertetangga'.

Pada tulisan saya sebelumnya, saya mengkritik ibu berjilbab yang menyeret anaknya keluar dari mobil, konon alasannya adalah si anak gak mau les.

Untuk kasus Audrey, background orang tuanya seperti apa sama sekali tidak ada informasi. Gosipnya, salah satu atau salah dua orang tua si anak adalah 'orang besar'. No idea for this.

Pertanyaan besarnya, bagaimana mereka mendidik anak-anak mereka hingga bisa menjadi anak-anak brutal yang emosi gara-gara olok-olokan di media sosial?

Ya, media sosial!

Orang tua mereka pasti hanya bisa membelikan ponsel pintar dan uang pulsa bulanan untuk anak-anaknya. Sama sekali tidak ada control ataupun tanggung jawab dalam aktifitas di media sosial. Orang dewasa model begini jutaan jumlahnya. Mereka ini adalah orang dewasa yang terpaksa menjadi orang tua karena mendapatkan hasil dari hubungan seks mereka.

Sudah saatnya KUA ataupun lembaga keagamaan lain memberikan pelatihan khusus mengenai cara mendidik anak.

Anak itu karunia dari Tuhan, titipan. Harus dididik dengan benar agar bisa menjadi manusia.

Ponsel pintar tidak selayaknya hanya digunakan untuk pamer foto makanan dan jalan-jalan. Tapi juga cara mendidik anak, berkomunikasi, ataupun berbagi informasi berguna seputar pendidikan anak.

Juga, orang dewasa yang terpaksa menjadi orang tua ini harus belajar berkomunikasi. Tidak hanya dengan anak-anak tapi juga dengan pasangannya. Tujuannya apa? Untuk mecari kesepakatan bersama bagaimana mereka mendidik anak-anak.

Ribet ya jadi orang tua? Makanya kalo ngeseks pake kondom dudul !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun