Mohon tunggu...
Dwi Setyaningsih
Dwi Setyaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru biasa

sedang belajar mengungkap rasa..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Pandangan Pertama

16 April 2011   07:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:45 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1302963393458250296

Cinta,

unik,

tak siapapun tahu, bilamana dan pada siapa

perasaan itu akan tumbuh subur dan kadang liar.

*** Perkenalanku dengannya ketika itu, dari posting seorang kawan rasa penasaran membuatku mengikutinya diam-diam. Tiba di gerbang desa, tampak indah pemadangan terhampar di depan mata, sawah yang menghijau dengan padinya, gemericik air di tepian telaga menambah eloknya suasana. Aih, ramai nian orang berkumpul di sana, di sebuah gardu pos ronda berbincang dengan akrabnya, aku malu-malu menyusuri jalan desa, aku jatuh cinta pada atmosfirnya. *** Ku ketuk pintu sebuah rumah berharap sang penghuni membukakan pintunya, memberi tumpangan padaku untuk menetap beberapa saat karena kuyakin kuingin tinggal di sini. Belajar merangkai kata pada ahlinya, belajar memahami diri dan sekitar, yang ternyata indah dan penuh cinta di sekelilingnya.... ***

Rangkaters,

Bukalah pintumu..

Ijinkan aku menitipkan ragaku

yang lelah karena pengembaraan

atas nama pencarian jati diri.

Aku terkesan padamu, dan ingin menjadi bagian hidupmu,

----------------------------------------------------------------------------

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun