Rokok, sulit menghindar darinya. Mudah mendapatkannya.. terjangkau harganya, dan terasa manfaatnya. (Bagi yang perokok, katanya lebih memilih tidak makan seharian daripada tidak merokok seharian... ugh sampai segitunya sich??)
**
Rokok, dalam kemasannya sudah ada peringatan: Merokok dapat membahayakan bla... bla... bla.... Tapi apakah tulisan peringatan itu ngefek? Sementara di iklannya ditunjukkan yang pemberani, yang sahabat sejati, yang berprestasi itulah perokok.
**
Rokok, katanya sulit berhenti dari menghisapnya... ibarat kata merokok sudah menjadi kebiasaan yang menulang sungsum. Sulit dihilangkan... benarkah?
**
Rokok, menyangkut hajat hidup orang banyak. Berapa banyak petani yang bergantung pada hasil penanaman tembakau yang merupakan bahan baku rokok? Berapa banyak buruh pabrik yang menggantungkan diri dari pekerjaan melinting rokok...? (meski kabarnya banyak dari mereka yang terkena penyakit paru2). Berapa banyak industri rumahan yang bergantung ekonominya dari pengemasan rokok lokal?
**
So... hanya membayangkan:
Andai ada regulasi yang mengatur tata cara jual beli rokok... agar anak2 tak mudah mendapatkan dan mencobanya sampai akhirnya nyandu...
Andai iklan rokok ditiadakan...
Andai berhenti merokok semudah membalik telapak tangan...
Andai pemerintah menyediakan dan membuka lapangan kerja baru, memberikan penyuluhan penanaman komoditas selain tembakau untuk petani... yang lebih menguntungkan..., memberikan pelatihan life skill industri rumahan....
#Mungkin semua hanya sekedar angan...
No Smoking hanya ada di Pompa Bensin....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H