"Bagaimana? Masihkah kau sudi membuka kembali pintu hatimu?"
Kau minta aku memberimu kesempatan untuk menyemai kembali benih cinta kita. Aku tak kuasa menatap binar di matamu yang penuh harap. Ups, kulihat riak kecil di sana.
Andai kubisa menerimamu kembali, mampukah aku menjadi ibu yang baik bagi putramu? Katamu dia belum begitu mengenal sosok ibundanya. Seorang wanita yang telah dipilihkan untukmu oleh keluarga besarmu. Yang telah meninggalkan kalian berdua dua tahun lalu. Karena tak kuasa melawan kanker yang dideritanya.
****
what should I do?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H