Mohon tunggu...
dwi setiawan
dwi setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Founder Sekolah Kita Menulis Cabang Langsa

CIVIL ENGINEERING ʟᴀᴋɪ-ʟᴀᴋɪ ɪᴛᴜ ᴛᴜᴀɴ ᴅᴀʀɪ ɴᴇɢᴇʀɪ ɴʏᴀ ꜱᴇɴᴅɪʀɪ. 𝗬𝗮𝗸𝗶𝗻 𝘂𝘀𝗮𝗵𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Indonesia dari Literasi

13 Desember 2023   12:35 Diperbarui: 13 Desember 2023   12:49 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rendahnya nilai kompetensi literasi tentunya tidak terlepas dari rendahnya minat baca itu sendiri. Berdasarkan hasil Susenas Modul Sosial, Budaya, dan Pendidikan (MSBP) 2021 menunjukan bahwa hanya sebagian kecil (12,15 persen) siswa/mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan dalam tiga bulan terakhir. Padahal perpustakaan sebagai fasilitas penting yang berperan sebagai penunjang minat baca dan penguatan kompetensi literasi kita. Dari data Bada Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki total 10.794 perpustakaan terakreditasi pada 2021. Dari data tersebut sekitar 80,24 persen didominasi perpustakaan sekolah yakni sebanyak 8.662 perpustakaan sekolah. Dari hasil kajian tersebut sangat disayangkan bahwa perpustakaan belum dapat maksimal dimamfaatkan sebagai penunjang minat baca dan penguatan kompetensi literasi itu sendiri.

Refleksi Membangun Literasi

Berkaca dari hasil yang telah ada, seharusnya ini dapat menjadi refleksi kita bersama untuk mulai sadar dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kompetensi literasi yang harus dimulai dari diri sendiri ataupun lebih-lebih bisa menjadi penggerak literasi dimanapun kita berada. Karna melihat kondisi bonus demografi, transformasi peradaban, dan menuju perkembangan dunia yang penuh ketidakpastian kedepan. Mimpi rasanya visi Indonesia Emas 2024 menjadi negara pendapatan tinggi dan ekonomi terbesar dunia akan terwujud jika kompetensi literasi yang menjadi bagian penting penunjang peningkatan pembangunan manusia (Human Development) dan modal manusia (Human capital) Rakyat Indonesia itu masih tetap rendah. Karna visi Indonesia emas 2024 baru akan mungkin dapat terwujud apabila prasyarat nya untuk dapat menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, unggul, produktif, dan menguasai teknologi itu dapat terpenuhi sehingga pilar pembangunan indonesia untuk berdaya saing dapat tumbuh seimbang dengan perubahan zaman dan persaingan internasional kedepan untuk bisa mewujudkan Indonesia sebagai bangsa pemenang.

Kita mesti sadar bahwa perlu peran serta semua pihak untuk mendorong budaya literasi ini tumbuh di masyarakat. Membangun peradaban yang melek akan literasi yang mulai dibangun dari generasi muda dan pendidikan yang baik akan menciptakan pondasi dasar yang kuat untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan mandiri.

Oleh : Dwi Setiawan

Founder Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Langsa/Presiden Mahasiswa Universitas Samudra 2021/2022/Kader HMI Cabang Langsa/ Email: dwisetiawan1998@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun