Mohon tunggu...
DWI SARI NUR FEBRIYANTI
DWI SARI NUR FEBRIYANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 BAHASA dan SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Film

Referensi Film "The Devil Wears Prada"

14 Desember 2024   17:24 Diperbarui: 14 Desember 2024   17:24 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

The Devil Wears Prada (2006) adalah sebuah film bergenre komedi drama yang disutradarai oleh David Frankel, terinspirasi dari novel berjudul sama karya Lauren Wesberger. Kisah ini menggambarkan perjalanan hidup seorang wanita muda yang menjabat sebagai asisten pibadi seorang editor majalah mode yang terkenal dan sangat keras, yang diperankan oleh Meryl Streep.

Film ini menceritakan tentang Andrea Sachs (diperankan Anne Hathaway), seorang lulusan yang mendapatkan posisi sebagai asisten pribadi Miranda Priestly (Meryl Streep), seorang pemimpin editor majalah mode terkenal (Runway). Andrea yang tidak memiliki ketertarikan di bidang fashion harus berjuang keras untuk memenuhi ekspektasi Miranda yang sangat tinggi dan memiliki sifat yang tegas. Andrea dihadapkan pada pilihan antara mengejar karier impiannya atau menjaga hubungan pribadi. Andrea mulai menyadari bahwa pencapaian kariernya memberikan dampak buruk pada hubungannya dengan teman dan kekasihnya. Sepanjang film, Andrea mengalami perkembangan dan mulai mempertanyakan apakah karier di industri mode benar-benar sesuai dengan apa yang dia inginkan dalam hidupnya.

Kekurangan dari film ini mengilustrasikan bahwa industri mode adalah jalur karier yang sangat menuntut, dimana orang harus mengorbankan kehidupan pribadi terutama dalam hubungan keluarga atau cinta. Walaupun penggambaran ini mencerminkan kenyataan di banyak sektor, film ini bisa dianggap berlebihan dalam menunjukkan bahwa karier di industri mode tidak bisa sejalan dengan kehidupan pribadi. Akhir film ini, terkesan mengambang dan bisa membuat penonton merasa bingung tentang apa pesan yang sebenarnya ingin disampaikan.

Kelebihan dari film ini memberikan pelajaran mengenai pentingnya memahami apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup dan bagaimana kita perlu tetap setia pada diri kita sendiri meskipun dihadapkan pada berbagai godaan atau tekanan dari lingkungan sekitar. Film ini mendapatkan respon yang sangat baik dari para penonton dan film ini tidak hanya menawarkan wawasan yang mendalam mengenai industri fashion tetapi juga mengeksplor tema-tema universal seputar pencapaian karier, hubungan antar pribadi, dan identitas diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun