Kemudian  dia muncul dengan keputusanya meningalkan suaminya dan membuka selangkangan untuk laki laki lain. Dia ingin mencoba menujukan bahwa perempuan juga bisa mendominasi ( keputusan ) dan juga bisa melakukan apa saja yang dia inginkan, tanpa merasa takut di anggap tidak tunduk dengan norma yang ada.Â
Jujur sebenarnya sampai detik ini saya juga masih absurd dengan simbol perlawananan yang saya temukan dalam membaca  setiap keputusanya, saya masih terus berproses mencari jawaban dari pertanyaan, apakah setiap keputusanya adalah simbol perjuangan ideology yang dia yakini bisa membuat kehidupan perempuan lebih baik, ataukah keputusanya adalah simbol dari degradasi moralitasnya yang cukup serius sebagai manusia, perempuan, ibu dan sebagai istri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H