Lalu sekarang kita bandingan dengan praktik poligami di era modern saat ini, sebagaian laki laki yang berpoligami, istri kedua ketiga atau ke empatnya kebanyakan lebih muda, lebih cantik dari istri pertamanya, menjadi teringat salah satu kasus poligami yang dilakukan da’i besar di Indonesia, yang memilih bepoligami dengan seorang model cantik., lalu kemudian tidak begitu lama istri pertamanya menuntut cerai, bahkan perempuan yang paham agama sekalipun akan sulit menerima praktik poligami meskipun sebagian orang Islam percaya bahwa ketika kita ikhlas mengizinkan suami kita berpoligami, maka dia akan bisa masuk surga dari pintu manapun, namun kembali lagi hidup bukan hanya tentang surga dan neraka, hidup juga tentang memperjuangkan hak untuk bahagia dan terbebas dari kekerasan berkedok agama. Jangan pernah menggunakan agama dan hegemoni maskulintasmu untuk menyakiti siapapun . saya tidak pernah malu dan menyesal terlahir sabagai produk poligami, tapi saya dengan tegas melawan praktik tersebut, karena saya tahu pasti perempuan dan anak anak adalah korban terbesar dari ambisi laki laki membuktikan hegemoni maskulinitasnya melalui praktik poligami.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H