Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan budaya, salah satu bentuk kekayaan budaya Indonesia adalah banyaknya bahasa daerah yang dimiliki oleh Indonesia.  Menurut Summer Institute of Linguistik Jumlah Bahasa Daerah yang dimiliki Indonesia  sebanyak 719 menempati urutan kedua dunia setelah Papua Nugini. Salah satu bahasa Daerah yang dimiliki oleh Indonesia adalah Bahasa Jawa. Â
Bahasa Jawa biasa digunakan oleh suku Jawa yang berada di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Bahasa Jawa merupakan bahasa yang memiliki kerumitan dan berkasta atau bertingkat. Secara umum Bahasa Jawa memiliki tiga tingkatan yaitu (1) bahasa jawa ngoko yang biasa digunakan untuk percakapan teman sebaya atau orang yang lebih muda, (2) bahasa jawa madya yang biasa digunakan untuk berbicara resmi dan lawan bicara yang sederajat tapi kita hormati dan (3) bahasa krama atau halus untuk lawan bicara yang lebih tua dan kita hormati.
Penempatan bahasa Jawa berbeda-beda sesuai dengan perbedaan umur jabatan, derajat serta tingkat kekerabatan antara yang berbicara dengan yang diajak bicara, yang menunjukkan adanya unggah-ungguh bahasa Jawa, namun saat ini bahasa jawa krama atau halus kurang dipahami  para generasi muda terutama yang tinggal di Jawa bagian timur. Para generasi muda banyak yang tidak paham akan tutur kata dan unggah ungguh bahasa jawa krama.
Salah satu contoh penggunaan bahasa Jawa dalam kalimat "saya  dari Surabaya" adalah
- Aku teko Suraboyo (Bahasa Jawa ngoko, yang kita gunakan ketika kita berbicara dengan teman sejawat atau teman yang lebih muda).
- Kulo ndugi Suroboyo (Bahasa Jawa madya, yang kita gunakan ketika ketika kita berbicara dengan lawan bicara yang sederajat tapi kita hormati
- Diri kita sendiri tidak bisa di bahasa Jawa krama kan,  bahasa jawa krama diperuntuhkan untuk orang yang lebih (sepuh ) tua atau dihormati misalnya bapak kita. Bapak kundur saking Suroboyo  untuk diri sendiri kita tidak boleh menggunakan kata rawuh, kata rawuh hanya digunkan untuk orang yang lebih tua dan dihormati.Penerapan tingkatan dalam bahasa jawa ini sangat penting karena kalau salah bisa dianggap tidak sopan dan memalukan.
Penggunaan bahasa jawa saat ini mengalami penurunan, banyak generasi muda Jawa yang tidak paham dalam penggunaan bahasa jawa, salah satu contoh, saya kaget ketika salah satu murid saya yang duduk di bangku sekolah dasar bilang rongpuluh limo dan ketika saya tanya bahasa yang benar untuk dua puluh lima hanya beberapa anak yang tahu bahwa bahasa jawanya dua puluh lima adalah selawe.Â
Padahal selawe masih dalam tingkatan bahasa ngoko, saya tanya lagi mereka untuk bahasa halusnya selawe berapa? dan beberapa anak yang menjawab selangkung .Padahal Bahasa Jawa adalah muatan lokal wajib yang diajarkan dibangku sekolah dasar  bagi mereka yang tinggal di Jawa, namun jumlah jam yang hanya dua jam pembelajaran dan pembiasaan bertutur kata bahasa jawa yang benar di lingkungan keluarga Jawa membuat para generasi muda semakin kesulitan berbasa jawa yang benar.Â
Banyak orang tua menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi di rumah ketimbang bahasa daerah. Untuk itu  penggunaan bahasa Jawa yang benar harus dimulai di lingkungan keluarga agar bahasa jawa tidak pudar oleh waktu. Generasi muda terutama dari suku Jawa harus mau belajar menggunakan bahasa Jawa yang benar agar Bahasa Jawa terus berkibar, saya salut ketika berkunjung ke Yogyakarta banyak fasilitas umum yang bertuliskan bahasa Jawa dengan menggunakan aksara jawa. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H