Mohon tunggu...
Dwiroso Dwiroso
Dwiroso Dwiroso Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maiyah dan Kemandirian

10 Juli 2023   22:22 Diperbarui: 11 Juli 2023   19:50 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maiyah dan kemandirian

By  Dwiroso

Kebiasaan saya mengkonsumsi tadabbur ilmu dari Cak Nun, disambut sebagian teman sebagai ketergantungan dan mematikan kemandirian berfikir untuk menciptakan produk pemikiran dan perenungan. Lalu saya respon dengan menampilkan tulisan pendek dibawah ini :

Kemandirian itu tidak sama sekali kosong, lalu muncul sebuah pemikiran baru, melainkan harus ada isian dan bahan berupa data itulah modal yang di butuhkan untuk melahirkan kreativitas dan revolusi pemikiran, seperti nabi Muhammad yang butuh data dari Wahyu untuk menguatkan keberanian dan kreativitas strategi dalam merubah masyarakat Arab. Rhoma Irama tidak mungkin menjadi legenda dengan kemandirian kreativitas dan revolusi musiknya jika tidak bermodal data dari gaya bermusik deep purple dan OM Purnama.

Jadi mandiri itu harus lahir dari contoh dan referensi.
Yaitu dari modal yang bernama kerendahan hati dan kesabaran dalam memilih dan memilah pemikiran orang lain, bisa dalam bentuk tulisan, audio maupun visual.

Kekuatan otak itu dibangun dari seberapa kita memiliki energi yang bernama data dan modal pengetahuan.
Data dan pengetahuan selain di raih lewat perenungan juga lewat bertanya dan taddarus pemikiran orang lain, salah satunya seperti yang dilakukan dalam lingkaran maiyah.

Rhoma Irama tidak mungkin melahirkan revolusi musik yang bernama dangdut kalau otak beliau tak terisi data dan ide-ide alias kosong..

Otak harus disuntik energi dari proses pembelajaran dan taddarus ilmu...

Belajar dan membandingkan dengan berimitasi adalah dua hal yang berbeda..
Kedua kegiatan tersebut bergantung niat dan motivasi nya.

Data dan bahan yang diperoleh lewat belajar dan perbandingan pemikiran orang lain itu digunakan untuk plagiat dan mematikan kemandirian atau sebaliknya sebagai stimulator dan energi untuk membangkitkan pemikiran baru.

Itulah yang menyebabkan lahir ilmu metodologi.
Dengan metodologi yang tepat, asupan dan masukkan dari luar akan terolah secara rasional dan terukur.
Seorang Aristoteles tidak mungkin bisa melahirkan pemikiran soal ontologi jika dia tidak bertakrif kepada metodologi Plato.

Maka jangan keburu menyimpulkan plagiat dan tidak sabar melihat proses pembelajaran yang dilakukan oleh Lingkar Maiyah.
Ini bukan proses membuat skripsi yang harus ada saduran dan kutipan teori orang lain.

Lingkar Maiyah adalah Sebuah proses intelektual dan spiritual untuk membangun dan menemukan metodologi ilmu dan aplikasi kearifan.
Jika didalamnya sarat perenungan dan takrif, ketahuilah bahwa aktivitas perenungan itu lebih bersifat substantif.

Cak nun tidak sedang menyuguhkan teori-teori akademis dan mobilisasi untuk mendapat banyak pengikut atau ummat, sampai tersandung  dipanggil kyai.

Ini semata sebuah kemurnian..
Ini murni sebuah keikhlasan..
Ini keikhlasan akan keyakinan...
Keyakinan atas janji Allah..

Itulah kebenaran..

Dan kita sesungguhnya tidak sedang berambisi dan bernafsu menjadi pengikut Cak Nun...

Di Lingkar Maiyah ini kita hanya ingin menemukan kesejatian diri sebagai manusia dan hamba.

Dan lewat Lingkar Maiyah ini kita ingin meretas  wajah risalah Muhammad Rasulullah dari sosok yang bernama Muhammad Ainun Nadjib..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun