Mohon tunggu...
Dwiroso Dwiroso
Dwiroso Dwiroso Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pencerahan Tiada Henti

25 Februari 2023   08:43 Diperbarui: 25 Februari 2023   08:52 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pencerahan Tiada Henti
Dwiroso 

Di ujung sana manusia dengan semangat berkobar
Tiada henti mengerdilkan kemampuan kritis para tunas muda
Dengan pedang terhunus merobek baju-baju idealis
Di himpitan gubug-gubug kumuh hingga gedung megah tinggi menjulang
Pemadam kebenaran bergentayangan

Akankah kita menjadi bagian korbannya
Muka idealisme tercabik
Kebenaran terburai
Cita-cita terbakar dalam amuk amarah
Semangat tercerabut

Dan remuk redam logika
Epistem pecah berkeping-keping
Rasionalitas hanya kulit-kulit tanpa isi
Semuanya tinggal kosong

Sebelum semuanya menjadi pandemi
Sebelum semuanya terhempas lalu
Luluh lantak
Maka,
Tak lantang suara jika suara itu sendiri tak ada
Tak ada keindahan jika ide keindahan itu kosong

Tak ada logika,
Tak ada rasionalitas jika kita tak berjuang melahirkan
Gagasan-gagasan kelogisan dan terbangun dalam pahatan epistemologis
akan menjadi omong kosong
jika kita tak pernah benar-benar berfikir dan merenung

Pencerahan tiada henti
Membersihkan ide dari segala pembusukan ide-ide
Pencerahan tiada henti
Mengendapkan nutrisi kritis dalam relung terdasar
Pencerahan tiada henti
Mengalirkan ion-ion kebijakan dalam alam reaktif
Dan hanya itu
Usaha perlawanan kita

Kita tak hendak membuat pertempuran
Tapi pantang lari jika harus terjadi
Sesungguhnya akan lahir generasi yang kuat
Setelah kematian sebelumnya

Kita tak hendak membuat diri meneladani kerusakan mereka
Tapi kita hanya ingin membangun diri dalam pencerahan
Kekuatan itu datang dari pengertian dan ketercerahan
Dan generasi tercerahkan tak berlalu dan terhempas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun