Pencerahan Tiada Henti
DwirosoÂ
Di ujung sana manusia dengan semangat berkobar
Tiada henti mengerdilkan kemampuan kritis para tunas muda
Dengan pedang terhunus merobek baju-baju idealis
Di himpitan gubug-gubug kumuh hingga gedung megah tinggi menjulang
Pemadam kebenaran bergentayangan
Akankah kita menjadi bagian korbannya
Muka idealisme tercabik
Kebenaran terburai
Cita-cita terbakar dalam amuk amarah
Semangat tercerabut
Dan remuk redam logika
Epistem pecah berkeping-keping
Rasionalitas hanya kulit-kulit tanpa isi
Semuanya tinggal kosong
Sebelum semuanya menjadi pandemi
Sebelum semuanya terhempas lalu
Luluh lantak
Maka,
Tak lantang suara jika suara itu sendiri tak ada
Tak ada keindahan jika ide keindahan itu kosong
Tak ada logika,
Tak ada rasionalitas jika kita tak berjuang melahirkan
Gagasan-gagasan kelogisan dan terbangun dalam pahatan epistemologis
akan menjadi omong kosong
jika kita tak pernah benar-benar berfikir dan merenung
Pencerahan tiada henti
Membersihkan ide dari segala pembusukan ide-ide
Pencerahan tiada henti
Mengendapkan nutrisi kritis dalam relung terdasar
Pencerahan tiada henti
Mengalirkan ion-ion kebijakan dalam alam reaktif
Dan hanya itu
Usaha perlawanan kita
Kita tak hendak membuat pertempuran
Tapi pantang lari jika harus terjadi
Sesungguhnya akan lahir generasi yang kuat
Setelah kematian sebelumnya
Kita tak hendak membuat diri meneladani kerusakan mereka
Tapi kita hanya ingin membangun diri dalam pencerahan
Kekuatan itu datang dari pengertian dan ketercerahan
Dan generasi tercerahkan tak berlalu dan terhempas