Merobek langit
By. Dwiroso
Merobek langit
Mencari kesadaran
Kesadaran setelah bertahun-tahun
Hidup tidak dengan kesadaran
Berjalan tidak dengan kesadaran
Bicara
Berfikir
Tidak dengan awas kesadaran
Merobek langit
Mencari keberanian
Sebab hari-hariku
Terisi dengan kegentaran
Aku menjadi tak punya nyali
Terhasut suara-suara yang menyiutkan nadi keberanianku
Didepan mata kebenaran diperkosa
Didepan mata ayat-ayat Tuhan dimutilasi
Dipojok sana orang-orang mencincang kejujuran
Mengobrak-abrik semangat yang bertahun-tahun dibangun
Setumpuk buku dibakar
Tak ada tempat untuk benar-benar mencari
Karena pengetahuan
Seperti pengorbanan Plato
Yang harus dilenyapkan
Sebelum benar-benar membumi
Sebelum menyata dalam realita
Kesadaran itu
Kini ada
Bercokol
Dipikiran manusia
Dimana-mana
Diberbagai ranah
Kesadaran melenyapkan kebenaran
Kesadaran meruntuhkan hati nurani
Kesadaran bukan untuk menyadarkan
Kesadaran tidak untuk menguatkan
Kesadaran bukan untuk membangun
Jika itu yang terjadi
Berarti itu bukan kesadaran
Dan berarti kesadaran terhempas bertubi-tubi
Berpuluh-puluh masa
untuk masyarakatku
aku mencari kesadaran yang menyadarkan
hingga harus merobek langit
ku tengadakan
dan kupungut beberapa keping firman Tuhan
lalu kutaburkan kebumi
untuk menjadi benih
bagi tumbuhnya keseimbangan
untuk masyarakatku
ku koyak langit
sekali lagi
kuraih keberanian dari ufuk tertinggi
keberanian dari tuhanku
untuk mengganti ketakutanku
untuk melenyapkan keciutan nyali
dan keringat dinginku
Tuhan yang menciptakan keberanian
kenapa yang kusematkan malah kegentaran
musuh utama adalah diri sendiri
ego yang terkontaminasi
nafsu yang mengintimidasi
dan berpasangan rasa takut dan berani
tapi ku lebih hirau pada rasa takutku
dan keberanian menjadi tak sanggup menjaga
dan terpasung
keberanian langit
adalah kekuatan yang mengawal cita-cita
untuk masyarakatku
ku jaga keberanian dan kesadaran
keberanian dan kesadaran untuk menjadi pembangun
keberanian dan kesadaran menjadi pemimpin dalam sirathal mustaqim
kulihat langit
masih mengangah
mengguyurkan rahmat
rahmat kesadaran
dan keberanian
demi titahNya
menjaga misi
menjaga kesucian ajaran
untuk tetap bersemayam dalam kehidupan
masyarakatku...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H