Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya sumber dari HI Islam adalah Al-Qur'an, Hadits, dan Ijtihad (Hukum Syari'ah).
Islam adalah agama yang sempurna dan penuh dengan kesempurnaan.
Perjalanan HI tradisional yang diselimuti oleh perdebatan antara Liberalisme dan Realisme, membuat Islam pun angkat bicara.
Islam disini posisinya bukan datang untuk menyerang kedua perspektif tersebut.
Islam berada di tengah-tengah dan menjadi penyeimbang untuk menjelaskan dua hal yang bertentangan yaitu Liberalisme dan Realisme.
Jika Liberalisme mengatakan bahwa manusia adalah makhluk baik maka hal tersebut telah dijelaskan Islam dalam Al-Qur'an surah At-Tin ayat 4.
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia memang diciptakan sebagai makhluk yang baik.
Ia akan menjadi makhluk yang baik ketika ia beriman dan beramal baik.
Kemudian Realisme, jika perspektif ini mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu dalam konflik dan pertumpahan darah, maka Islam pun telah menjawabnya yaitu pada Surah Al-Baqarah ayat 30.
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia memang makhluk yang kerap melakukan pertumpahan darah.
Suatu konflik yang menyebabkan pertumpahan darah atau perang diperbolehkan jika kaum tersebut diperangi, jika tidak maka Islam melarangnya.
Jadi, dapat dikatakan bahwa Islam sebagai penengah dari kedua perspektif tersebut telah menjelaskan hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh perspektif Barat tersebut.
Karena kelemahan mendasar Barat adalah tidak bisa menjelaskan hal-hal yang bersifat metafisik, dan Islam dapat melakukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H