Mohon tunggu...
Dwi Risma Novianti
Dwi Risma Novianti Mohon Tunggu... Jurnalis - IRers

Co-ed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tindakan Diplomatik Nabi Muhammad SAW Saat Sengketa Peletakan Hajar Aswad di Makkah

15 Oktober 2019   15:01 Diperbarui: 15 Oktober 2019   15:16 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang Rasul utusan Allah, Nabi Muhammad mengemban amanat besar untuk menyebarkan dakwah Islam bagi seluruh umat manusia.

Nabi Muhammad yang terkenal memiliki sifat shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah ini ternyata telah mempraktikkan tindakan diplomatiknya bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Rasul.

Jika dianalisa, praktik dan tindakan diplomatik Nabi Muhammad Ini terjadi ketika terjadinya sengketa peletakan Hajar Aswad yang melibatkan kepala suku dari kabilah-kabilah yang ada di Makkah.

Saat terjadinya persengketaan peletakan Hajar Aswad tersebut, para kabilah-kabilah yang ada di Makkah bahkan mengatakan akan melakukan pertumpahan darah karena semua kabilah merasa bahwa dirinya-lah yang berkontribusi dalam pembangunan Ka'bah.

Terkait persengketaan ini, Nabi Muhammad kemudian dipilih menjadi arbitrator. Arbitrator adalah pihak ketiga yang bersifat netral dan dipilih untuk menyelesaikan sengketa antara pihak pertama dan pihak kedua.

Untuk menyelesaikan persengketaan ini, Nabi Muhammad kemudian meminta selendang dan hajar aswad diletakan di tengah-tengah selendang tersebut.

Setelah itu, seluruh kepala suku dari kabilah-kabilah yang ada di Makkah diminta untuk memegang ujung kain dan mengangkat hajar aswad secara berama-sama.

Keputusan yang Nabi Muhammad ambil ini ternyata berhasil menyatukan semua kepala suku dan semua kabilah merasa mendapat kehormatan yang sama karena dapat meletakan hajar aswad.

Dengan tindakan diplomatik Nabi Muhammad ini pula akhirnya perpecahan dan pertumpahan darah dapat dibendung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun