Gegap gempita penyelenggaraan IMF-WBG Annual Meetings 2018 (AM 2018 Bali) yaitu pertemuan terbesar dunia sektor keuangan yang akan diadakan pada bulan Oktober 2018 di Nusa Dua Bali diakui masih kalah oleh penyelenggaraan World Cup 2018 di Rusia. Dan, even terbaru dengan adanya penyelenggaraan  Asian Games 2018 yang diselenggarakan  di Jakarta dan Palembang.Â
Tidak dipungkiri, kedua event tersebut benar-benar menyedot perhatian dunia khususnya masyarakat Indonesia. Tetapi, perlu digarisbawahi  bahwa event akbar terbesar di dunia sektor keuangan tersebut justru sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Banyak peluang emas yang bisa diperoleh dari event di Nusa Dua tersebut. Bahkan, kontribusi dan kepercayaan internasional yang diemban bangsa Indonesia pada tataran global sedang diuji.Â
Banyak peluang emas yang bisa diperoleh dari perhelatan akbar yang diselenggarakan oleh International Monetary Fund (IMF) -- World Bank Group (WBG). Sebagai tuan rumah (host), bangsa Indonesia "wajib" memanfaatkan peluang emas yang ada. Tidak mudah untuk menjadi tuan rumah event akbar dunia tersebut. Butuh waktu kurang lebih 500 tahun lagi agar bisa dipercaya dunia untuk menjadi penyelenggara.
Banyak proses dan persyaratan yang harus dilalui untuk menjadi tuan rumah. Jika, bangsa-bangsa di dunia tidak menyetujuinya maka jatah sebagai tuan rumah akan hilang dalam genggaman seperti yang dialami oleh negara Vietnam. Ketika  negara tersebut menjadi giliran sebagai penyelenggara tetapi kondisi ekonomi tidak memungkinkan maka peluang emas lenyap seketika.
Lantas, apa yang bisa diperoleh bangsa Indonesia dengan adanya AM 2018 di Nusa Dua Bali tersebut? Perlu diketahui dulu bahwa AM 2018 Bali merupakan event terbesar dunia sektor keuangan yang akan dihadiri oleh 22 Kepala Negara (setingkat Kepala Negara), 189 Menteri Keuangan, 189 Gubernur Bank Sentral, Lembaga Internasional, CEO Industri Keuangan, Investor, Pers/Media, Observer dan lain-lain.Â
Jumlah delegasi atau peserta yang hadir diperkirakan akan mencapai 20.000 orang. Delegasi atau peserta tersebut akan berada di Nusa Dua Bali lebih dari 7 hari untuk menghadiri hingga kurang lebih 2.000 pertemuan.
Itulah sebabnya, AM 2018 Bali merupakan pertemuan pelaku utama sektor keuangan dengan jumlah peserta terbesar di dunia. Delegasi Resmi saja akan dihadiri oleh 3.500 - 4.000 orang. Sedangkan dari Investor dan pelaku sektor keuangan akan hadir hingga 4.500 orang.  Ditambah lagi dengan Pimpinan/ Staf  IMF-WBG sebanyak 1.000 -1.500 orang. Pertemuan akbar tersebut juga akan dihadiri pihak CSO dan NGO sebanyak 1.000-1.500 orang, Akademisi dan organisasi internasional sebanyak 1.500 orang, jurnalis dan Pers sebanyak 1.000 orang, serta Observer/Lainnya sebanyak 1.000 orang.
Jumlah tersebut belum ditambah dengan pasangan masing-masing delegasi atau peserta dan keluarganya yang menembus hingga angka 5.000 orang. Jika, masing-masing delegasi atau peserta mengundang teman atau, kolega secara sukarela maka Nusa Dua akan dipenuhi lebih dari 20.000 orang dari prediksi awal. Inilah yang menjadi peluang emas bangsa Indonesia. Â
Memanfaatkan momentum adalah sangat penting buat menunjukan pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia dan kepercayaan  internasional kepada wakil dari 189 negara yang hadir. Â
Sebagai informasi, aktivitas yang akan dilakukan para delegasi atau peserta  adalah  1) Pertemuan dan events; 2) Makanan & Minuman; 3) Transport & Akomodasi; 4) Belanja & Hiburan; dan.5) Wisata dan lainnya.Â
Berbagai aktivitas tertentu akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan potensi penerimaan devisa. Prediski total spending (pengeluaran) yang akan dibelanjakan diperkirakan dapat mencapai kurang lebih USD 100 juta atau sekitar 1,5 triliun rupiah. Adapun, peluang emas yang bisa dilihat dari sisi intangible adalah sebagai ajang promosi Indonesia di media Internasional selama AM 2018 Bali.
Keuntungan penyelenggaraan AM 2018 Bali juga memberikan manfaat luar biasa untuk regional Bali sendiri. Pihak perhotelan di Bali sendiri telah menyiapkan kurang lebih 21 hotel dengan 4.124 kamar.Â
Tentu, ini akan menjadi pemasukan pihak hotel dan karyawannya. Perlu diketahui bahwa bulan Oktober 2018 merupakan low season. AM 2018 dengan menghadirkan puluhan ribu delegasi atau peserta dari ratusan negara merupakan peluang emas untuk menggerakkan roda perekonomian Bali terutama di sektor MICE (penyelenggaraan event), pariwisata, sektor jasa, industri kecil dan sektor pendukung lainnya.
 Di bidang pariwisata, bangsa Indonesia juga jauh-jauh hari sejak tahun 2016 telah melakukan program pengenalan pariwisata di kancah dunia bertajuk Voyage to Indonesia dengan tagline "The World is Coming To Indonesia". Â
Voyage to Indonesia  merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka branding & promotion untuk menarik perhatian, menumbuhkan awareness (kesadaran), dan membangun partisipasi seluruh pemangku kepentingan menuju pelaksanaan AM 2018 Bali. Dan, puncak Voyage to Indonesia adalah saat pelaksanaan AM 2018 Bali nanti.
Jumlah paket wisata untuk Bali dan kota-kota lainnya sebanyak 60 paket wisata. Hal ini menunjukan bahwa manfaat AM Bali 2018 bagi dunia pariwisata bukan hanya bagi Bali saja tetapi berdampak luas bagi bangsa Indonesia.
Strategi marketing dilakukan oleh Kementerian Pariwisata menjelang AM 2018 seperti publikasi melalui media berbayar. Kementrian Pariwisata memasang publikasi di Electronic Media (CNN International, BBC World, Bloomberg TV, Wall Street Journal Asia, The New York Times, OOH Washington DC). Melalui online media tentu dilakukan seperti melalui Google, Youtube, Tripadvisor, Facebook, Baidu.Â
Publikasi lainnya yang dilakukan adalah melalui media internal Panitia Nasional Kementerian Pariwisata  yang bisa diakses di www.indonesia.travel. Juga, publikasi melalui website AM IMF-WB IMF Connect dan AM Web. Agar gaungnya mendunia maka Kementrerian  Pariwisata juga melakukan publikasi melalui promosi pada paket Spring Meetings di Washington DC.
Perlu diketahui bahwa dana yang dikeluarkan negara buat acara AM 2018 Bali kurang lebih 800 miliar rupiah. Sebuah angka yang fantastis untuk sebuah pertemuan. Namun, dari dana yang dikeluarkan tersebut akan kembali berkali-kali lipat dengan manfaat yang diperoleh. Manfaat jangka pendek yang bisa diperoleh bangsa Indonesia  adalahÂ
1) Memanfaatkan Kehadiran seluruh Pelaku Utama Sektor Keuangan Dunia dan Perhatian Dunia pada Indonesia; 2) Promosi Pencapaian Indonesia dalam menerapkan reformasi dan demokrasi; 3) Promosi Ketahanan nasional dan kemajuan ekonomi Indonesia pasca krisis Asia; 4) Menunjukkan kepemimpinan dan komitmen Indonesia dalam pembahasan isu global; 5) Promosi budaya, pariwisata, industri kreatif, financial technologies; 6) Optimalisasi manfaat lainnya untuk kepentingan nasional dan ekonomi Indonesia; 7) Memanfaatkan Peluang; dan 8) Promosi Wisata, Pameran Dagang, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi.
Lagi, yang lebih menarik adalah manfaat yang bisa diperoleh bangsa Indonesia dalam jangka panjang seperti  1) Leadership, Kepemimpinan Indonesia untuk pembahasan isu-isu global; 2)  pembangunan infrastruktur, stabilitas sistem keuangan, penanganan inequality, pembangunan sumber daya manusia, keuangan inklusif; 3) Investasi dan Perdagangan, Pengenalan produk unggulan Indonesia di pasar global; Pengenalan peluang investasi dan usaha di Indonesia;Â
4) promosi pariwisata dan MICE, Promosi dan mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke destinasi utama Indonesia; Promosi event venues untuk MICE; Momentum untuk perbaikan infrastruktur pariwisata; dan 5) Knowledge Transfer, Menambah pengalaman dan membangun networking dengan komunitas internasional; Pembelajaran mengenai penyelenggaraan International Events.
Sekarang, giliran bangsa Indonesia mendulang peluang emas dari perhelatan AM 2018 Bali. Saatnya, bangsa Indonesia menunjukan pertumbuhan ekonomi dan kontribusi di tataran global. Dan, kepecayaan internasional itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H