Apalagi, tidak mudah bagi para pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mencari bahan kemasan plastik alternatif yang harganya tidak menekan biaya produksi.Â
Di sisi lain, penggunaan bahan alternatif pengganti plastik masih jarang karena mahalnya biaya. Plastik alternatif, seperti kantong belanja dari singkong dan rumput laut masih mahal dibandingkan dengan plastik konvensional karena biaya teknologi, bahan baku yang mahal, dan proses pembuatan yang rumit. Selain itu, substitusi plastik ini tidak dipasarkan secara luas sehingga penggunaannya didominasi oleh kalangan perusahaan menengah dan besar.
Pemerintah harus mempertimbangkan untuk mendorong sektor swasta dalam berinovasi menemukan bahan alternatif untuk kantong plastik sebagai alat pengiriman makanan olahan.Â
Upaya sektor swasta untuk menyediakan kantong  kedap udara yang dapat digunakan kembali untuk pengemudi atau kurir pengantaran makanan masih terbatas. Alternatif tas sekali pakai memang lebih mahal.Â
Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah harus memberikan intensif kepada pihak swasta, termasuk UMKM untuk mempromosikan kemasan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H