Mohon tunggu...
Dwi Rahayu
Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMAN 1 Trimurjo Lampung Tengah

Kebahagiaan dan Kesuksesan itu bukan suatu kebetulan tapi pilihan. Perjuangkan harimu bukan hanya untuk sekedar bertahan hidup tapi untuk lebih berkembang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Validasi diri: Antara Kebutuhan atau Hanya Ilusi ?

15 Desember 2024   17:56 Diperbarui: 15 Desember 2024   18:07 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Koleksi Pribadi

Hargai setiap langkah kecil yang Anda ambil menuju penerimaan diri. Berikan pujian kepada diri sendiri atas apa pun yang Anda capai, sekecil apa pun itu. Dengan merayakan kemenangan kecil ini, Anda membangun validasi internal yang lebih kuat.

9. Jadilah Diri Sendiri dengan Otentik

Berhentilah mencoba menjadi versi yang “disukai” oleh semua orang. Ingat, Anda tidak bisa menyenangkan semua orang, dan itu tidak apa-apa. Semakin Anda menunjukkan diri yang sejati, semakin Anda merasa bebas dari kebutuhan validasi.

10. Minta Bantuan Jika Diperlukan

Jika ketergantungan pada validasi orang lain sudah terlalu kuat hingga mengganggu kehidupan Anda, jangan ragu untuk mencari dukungan. Konselor atau terapis dapat membantu Anda mengidentifikasi akar masalah dan memberi strategi untuk membangun kepercayaan diri yang sehat.

Kesimpulan

Validasi diri itu penting, tetapi jangan sampai menjadi ilusi yang terus kita kejar. Belajarlah untuk memvalidasi diri sendiri sebelum mencari pengakuan dari orang lain. Sebab, pengakuan yang paling berharga adalah yang datang dari hati kita sendiri.

Menyembuhkan diri dari kebutuhan validasi orang lain adalah proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Namun, dengan membangun hubungan yang sehat dengan diri sendiri, Anda akan menemukan kebebasan untuk hidup sesuai nilai dan tujuan pribadi. Percayalah, validasi terbaik datang dari dalam—dari rasa damai, percaya, dan cinta terhadap diri sendiri.

"Hidupmu bukan tentang siapa yang memujimu, tetapi tentang seberapa besar kamu menerima dirimu apa adanya."

"Validasi sejati datang dari hati yang damai dengan siapa dirimu, bukan dari pujian atau kritik orang lain."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun