3. Batasi Konsumsi Media Sosial
Media sosial adalah ruang di mana validasi sering kali diperkuat oleh "likes," komentar, atau pengikut. Jika ini menjadi sumber utama rasa percaya diri Anda, cobalah untuk:
- Mengurangi waktu bermain media sosial.
- Fokus pada kehidupan nyata dan hubungan langsung.
- Ingat bahwa apa yang Anda lihat di media sosial sering kali hanya "sisi terbaik" orang lain, bukan realitas sepenuhnya.
4. Latih Self-Compassion (Belas Kasih pada Diri Sendiri)
Belajarlah untuk memperlakukan diri sendiri dengan lembut. Ketika Anda merasa gagal atau tidak mendapat pengakuan, ucapkan afirmasi seperti:
- "Saya melakukan yang terbaik, dan itu sudah cukup."
- "Saya tidak perlu sempurna untuk merasa berharga."
Self-compassion membantu Anda menerima diri sendiri tanpa syarat, sehingga Anda tidak terlalu terpengaruh oleh validasi eksternal.
5. Tentukan Tujuan yang Berarti untuk Diri Sendiri
Alih-alih bekerja demi pujian, fokuslah pada tujuan yang benar-benar bermakna bagi Anda. Tanyakan pada diri sendiri:
- Apa yang ingin saya capai untuk kebahagiaan dan pertumbuhan saya sendiri?
- Apakah tujuan ini sesuai dengan nilai-nilai saya, atau hanya untuk menyenangkan orang lain?
Dengan menjalani hidup sesuai tujuan pribadi, Anda akan lebih puas tanpa perlu persetujuan dari luar.
6. Bangun Lingkungan yang Mendukung
Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang menerima Anda apa adanya. Hubungan yang sehat tidak bergantung pada seberapa banyak Anda memenuhi ekspektasi mereka, melainkan pada kejujuran dan dukungan timbal balik.
7. Praktikkan Mindfulness
Mindfulness membantu Anda menyadari saat-saat di mana Anda terlalu fokus pada pendapat orang lain. Dengan melatih kesadaran penuh, Anda bisa:
- Mengalihkan perhatian dari kebutuhan validasi.
- Fokus pada pengalaman saat ini dan apa yang membuat Anda bahagia.
- Melepaskan rasa cemas terhadap penilaian orang lain.
8. Rayakan Keberhasilan Kecil