Anak usia dini merupakan individu yang unik, berbeda, dan memiliki karakteristik sesuai dengan tahap usianya. Masa usia dini (0-6 tahun) disebut sebagai golden age (masa keemasan) stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya (Trianto, 2011: 4).
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk pendidikan yang memiliki peran sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka masuk pada jenjang pendidikan selanjutnya (Masitoh, dkk., 2005: 1).
Perkembangan anak dimulai sejak proses pembuahan dan terjadinya mitosis. Stimulus menentukan proses perkembangan anak pada fase yang telah ditetapkan dimulai pada fase embrio hingga usia TK. Perkembangan ini meliputi berbagai aspek yaitu fisik motorik, sosial emosional, moral agama, kognitif dan bahasa (Musfiroh, 2005: 6).
Salah satu aspek yang perlu dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini yaitu perkembangan bahasa. Menurut Dhieni, dkk (2007: 3.1) “Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, yang terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya”. Keterampilan bahasa penting untuk dikembangkan karena perkembangan bahasa merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki anak. Dengan berbahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada orang lain.
Aspek perkembangan bahasa merupakan aspek yang sangat penting untuk dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini. Guru dapat menggunakan strategi dalam mengembangkan kemampuan Bahasa pada anak seperti bercerita, mengajak anak aktif dalam pembelajaran dengan memberikan pertanyaan agar anak termotivasi untuk menjawab serta dapat menambah perbendaharaan kata anak. Guru perlu menggunakan metode pembelajaran sebagai pendukung kemampuan perkembangan anak. Metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan bahasa pada anak adalah metode bercerita.
Bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita secara lisan. Guru TK harus mampu menjadi pendongeng yang baik yang akan menjadikan cerita sebagai kegiatan bermain yang menarik dan dapat menjadikan pengalaman yang unik bagi anak (Montolalu, dkk., 2009: 10.2). Isi cerita harus berkaitan dengan dunia kehidupan anak yang penuh dengan fantastik, disesuaikan dengan minat anak, serta tingkat usia dan kebutuhan anak (Latif, 2013: 111). Pembelajaran di kelas yang aktif dan menyenangkan memerlukan sarana pendukung agar dapat tercapainya kegiatan pembelajaran yang optimal di dalam kelas.
Bercerita dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media yang dapat mendukung tercapainya kegiatan pembelajaran di kelas. Salah satu media yang dapat mengembangkan dan menstimulasi kemampuan bercerita pada anak adalah melalui media roda putar. Media roda putar yang biasa digunakan pada pendidikan anak usia dini adalah media yang dibuat sendiri oleh guru.
Alat dan bahan yang dipakai dalam pembuatan media roda putar juga sangat murah dan mudah di dapatkan. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan untuk membuat media roda putar : Kardus Bekas, pola lingkaran, kertas asturo, tusuk sate, sedotan, Gunting, cutter, gambar, penggaris, lem kertas dan lem tembak.
Cara membuatnya sangat mudah:
- Buat pola lingkaran besar lalu gunting sesuai pola
- Beri tanda pada titik tengah lingkaran lalu lubangi, kemudian masukkan sedotan pada titik tengah, lalu dilem lalu pasang bentuk lingkaran kecil pada tengah lingkaran.
- Bagi pola lingkaran menjadi 5 bagian
- Potong kertas asturo sesuai pola, hias roda dengan kertas asturo yang sudah digunting sesuai pola bagian
- Pasang bentuk lingkaran kecil yang sudah ada bambunya pada pola lingkaran besar yang sudah dihias dengan kertas origami
- Buat pola segitiga dan persegi panjang lalu susun menjadi satu untuk dibuat penyangga
- Pasang roda yang sudah dibuat tadi ke penyangga
- Buat pola segitiga kecil, lalu masukkan tusuk sate dibagian tepi atas lalu pasang di tiang penyangga. Buat pola segitiga kecil dengan kertas origami, pasang pada pola segitiga kecil
- Gunting gambar yang telah dibuat atau telah diprint lalu tempel pada roda putar
- Roda putar dapat dimainkan
Cara penggunaan :
- Anak di ajak mengenal tema yang ada pada media roda putar
- Anak memutar media roda putar, kemudian menyebutkan gambar apa yang telah didapat
- Lalu anak bercerita sesuai pengalaman yang telah dialami selama ini
- Selanjutnya anak boleh mengulang bermain media roda putar
- Setelah selesai anak bergantian bermain roda putar bersama teman yang lain.
Tujuan pembuatan media roda putar ini untuk menstimulasi perkembangan bahasa anak melalui metode bercerita. Melalui media roda putar yang memiliki ragam warna dan gambar diharapkan dapat meningkatkan daya minat anak dalam bercerita dan menarik perhatian anak. Sehingga anak tidak bosan dan lebih aktif dalam kegiatannya.
Penulis : Dwi Qorini Miratanti, S.Pd.- TK Darus Sholah - Kec. Kaliwates, Kab. Jember
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H