Kebayang gak sih gimana bosannya dengar orang ceramah selama berjam-jam? Kebayang dong! Kan ngalamin juga tuh di perkuliahan. Apalagi kalau kuliah dengan salah satu dosen yang monoton, gak ada jiwa humorisnya sama sekali, mukanya datar banget, suaranya pelan, ditambah lagi suhu udara panas. Widih, itu jam kuliah penuh dengan cobaan. Mulai dari cobaan ngantuk, kelopak mata yang mendadak menjadi berat banget, es tebu manggil-manggil, sampai bayangan tempat tidur dengan kipas angin atau AC yang selalu melintas di pikiran. Molor deh. Haha..
Tapi pelatihan (kami menyebutnya kuliah 3 sks) kali ini beda. Dia istimewa dan menyenangkan. Tepatnya pada hari Sabtu, tanggal 15 Agustus 2015, kami para Tanoto Scholars yang berjumlah 266 dibagi atas tiga kelompok. Kelompok satu mengikuti pelatihan di Hotel Unigraha, kelompok dua di Sekolah Mutiara Harapan, dan kelompok tiga di ALI (APRIL Learning Institute). Hayoo, tebak aku di kelompok berapa? Ayo yang mau jawab silahkan unjuk gigi. Haha. Aku bergabung dengan kelompok tiga.
“ALI! ALI! Yang tujuannya ke ALI silahkan naik bus 4!”
“Tunggu bang, aku pamit dulu. Pak, Mak, pergi dulu ya anak mu ini. Mau belajar dulu.” Ecek-eceknya lagi di rumah.
Oke. Balik ke topik. Hehe.
Pelatihan yang kami sebut kuliah 3 sks ini dibagi atas 3 sesi. Pada sesi pertama, kami mendapatkan pelatihan dari Kompasiana tentang Blogging. Kami belajar tentang apa itu blog, bagaimana nge-blog yang bermanfaat, permasalahan apa saja yang timbul ketika nge-blog dan bagaimana solusinya.
Secara harafiah, blog berasal dari kata “web” yang artinya jaringan internet dan kata “log” yang berarti catatan harian. Jadi, kita bisa mengartikan blog itu adalah tulisan yang dimuat di internet. Maka beruntunglah kamu yang sudah rajin menulis dari kecil, kamu bisa menjadi blogger handal. Apalagi para cewek-cewek yang rajin menulis curhatannya di buku harian. (tapi belum menjamin sih. :D) Melalui pelatihan ini kami diajak untuk rajin menulis, menciptakan karya tulis. Aku jadi ingat quote dari seorang blogger yang pernah saya baca “Kalau kamu mau dikenal orang banyak, maka mari menulis”.
Pada sesi kedua, kami mendapatkan pelatihan tentang personal branding oleh Mas Erwin Parengkuan. Personal branding itu berkaitan dengan nilai, keahlian, ataupun perilaku yang dengan sengaja atau tidak sengaja kamu buat yang bertujuan untuk menampilkan citra diri kamu. Dengan pelatihan personal branding kami belajar tentang kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang kami miliki secara pribadi.
Di sini aku memetik satu pelajaran penting, yaitu kita harus bisa menanamkan sikap seorang pemimpin dalam mengejar kesuksesan dimana kita harus fokus pada kekuatan kita dengan menyusun strategi-strategi kemudian tetapkan (lihat) tujuan kita ke depan, konsisten, gali terus potensi diri, dan manfaatkan setiap kesempatan yang ada. Dalam menetapkan tujuan kita bisa membuat list yang bertujuan supaya kita bisa lebih fokus sehingga kita tahu apa yang harus dan yang tidak harus kita lakukan.
Selain itu, kami juga mendapat pelatihan tentang bagaimana mencapai social network. Hal utama yang aku dapatkan untuk mencapai social network yaitu aktif dalam membangun suatu hubungan melalui komunikasi yang baik dan menjadi lawan bicara yang menyenangkan.
Sesi terakhir, kami mendapatkan pelatihan tentang public speaking oleh Mbak Becky Tumewu. Di sini kami belajar bagaimana berkomunikasi dan berbicara di depan umum dengan baik. Modal utama dalam public speaking adalah rasa percaya diri (PD). Kalau kita PD ketika berbicara maka orang-orang pun akan memperhatikan apa yang kita bicarakan. Tapi jangan terlalu PD ya, nanti jadi ke-PD-an. Haha. Saat melakukan public speaking kita juga harus memperhatikan bahasa tubuh kita karena menurut teori yang kami peroleh pengaruh bahasa tubuh itu sekitar 55%, intonasi suara 38%, sedangkan kata-kata hanya sekitar 7%. Orang-orang dapat menilai dari bahasa tubuh tanpa kita harus berkata-kata.
Dalam pelatihan ini banyak sekali pencerahan-pencerahan yang kami terima. Apalagi kalau berbicara tentang public speaking, bukan tipe aku banget (kecuali kalau terpaksa). Aku seorang yang kurang PD, tidak biasa berbicara di depan umum, dan kata orang-orang terkesan pendiam (padahal aku merasa gak pendiam-diam amat kok, hanya belum terlalu dekat aja). Kalau disuruh memilih ujian tulisan atau lisan, aku akan lebih memilih ujian tulis. Hehe. Tapi setelah dapat pelatihan dari Mbak Becky aku berjanji pada diri ku sendiri akan berusaha berani dan bisa melakukan public speaking dengan baik.
Ketiga pelatihan ini merupakan bekal sehat kami yang diberikan oleh Pak Sukanto Tanoto dan juga pihak Tanoto Foundation untuk mencapai impian kami. Inilah kenapa saya katakan kalau pelatihan ini sangat istimewa dan menyenangkan. Selain mendapatkan bekal yang sesuai dengan kebutuhan kami sebagai anak muda untuk menyongsong masa depan, kami juga bisa bertemu dengan orang-orang yang terkenal. So lucky, isn’t it?
Eitss, ada satu hal lagi yang lebih beruntung selain kuliah 3 sks ini, yaitu kami bertemu langsung dengan Founder Tanoto Foundation, Pak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei, yang selama ini sangat memperhatikan masalah pendidikan dan kemiskinan. Wooww..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H