Mohon tunggu...
Dwi putri kania
Dwi putri kania Mohon Tunggu... Administrasi - Admin

Hai.. Aku Putri . Ibu satu anak yang bekerja dibidang telekomunikasi. Minatku belajar lebih banyak tentang parenting kepada anak.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pentingnya Edukasi Seks Sejak Dini

16 Agustus 2023   15:15 Diperbarui: 16 Agustus 2023   15:16 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Seks ? banyak yang beranggapan bahwa seks itu tabu untuk di ucapkan apalagi kepada anak-anak. Namun sebenarnya edukasi tentang seks sangat penting diberikan kepada anak-anak, terutama pada usia dini. Hal ini diperlukan agar anak-anak kita mengetahui tentang perilaku seksual yang sehat dan bertujuan untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual pada anak . 

Apalagi mengingat kasus tentang kekerasan seksual yang sangat marak terjadi . Hal ini harus menjadikan para mom menjadi lebih fokus memberikan edukasi tentang seks kepada si kecil. Kurangnya pemahaman mengenai seks membuat anak kesulitan memahami atau melawan perilaku tersebut.

Dokter spesialis anak konsultan menyusui sekaligus penulis buku soal parenting, Citra Amelinda mengatakan bahwa orang tua perlu 'membentengi' anak dengan pendidikan seksual sejak dini. Orang tua wajib memberi tahu anak untuk tidak menyentuh area intim, baik yang dimiliki diri sendiri maupun orang lain. "Kita juga harus membentengi anak kita dengan sex education. Harus kasih tahu anak untuk tidak menyentuh private part. Yang orang lain punya ataupun yang mereka punya karena itu adalah hal yang pribadi," ujar Citra dalam sebuah konferensi pers virtual, beberapa waktu lalu. jadi Peranan penting orang tua dalam edukasi seks sangat teramat penting ya moms.

Apa saja sih pendidikan seksualitas yang bisa kita ajarkan untuk anak sesuai dengan usianya ?

 

Dilansir dari laman About Kids Health, rasa ingin tahu anak terhadap seks adalah tahapan belajar yang normal untuk mengenal tubuhnya.

Mengajarkan pendidikan seksual pada anak akan membantunya lebih mengenal kondisi, fungsi, dan harga diri tubuhnya.

Anak-anak biasanya juga akan lebih tertarik pada topik bayi dan kehamilan dibandingkan dengan cara melakukan hubungan seksual.

Lantas, seperti apa panduan mengenalkan pendidikan seksual untuk anak dari usia ke usia? Simak di bawah ini, ya.

1. Bayi (Usia 0-24 bulan): Kenalkan Bagian Tubuh

Berikan penjelasan tentang nama-nama bagian tubuh mereka, termasuk penis dan vagina.

Tidak masalah apabila anak mau menyentuh semua bagian tubuh mereka, biarkan mereka menyentuh vagina dan penisnya saat mandi atau mengganti popok.

Mulai tunjukkan perbedaan organ reproduksi anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki memiliki penis, anak perempuan memiliki vagina.

Mulai berbicara tentang fungsi bagian tubuh, misalnya urine keluar melalui penis atau vagina, kotoran keluar melalui anus.

Jika anak suka telanjang setiap saat, mulai kenalkan batasan-batasan tentang ketelanjangan.

Jelaskan bahwa ada waktu dan tempat untuk telanjang dan tentu saja telanjang tidak diperbolehkan di tempat umum.

2. Anak Usia Dini (2--5 tahun): Kenalkan Organ Reproduksi dan Ajarkan Privasi

Memberikan pendidikan seksual pada anak untuk usia 2 tahun ke atas bisa dimulai dengan mengenalkan fungsi tubuh dan privasi terhadap dirinya.

Pemahaman tentang Tubuh

  • Nama-nama bagian tubuh yang benar dan apa fungsinya.
  • Mengenalkan organ reproduksi perempuan dan laki-laki, yakni vagina dan penis.
  • Kenalkan Si Kecil bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki puting, bokong, hidung, tangan, dan lain-lain.

Ketahui bahwa tubuh setiap orang berbeda dan tidak masalah kalau terlihat berbeda, Moms.

Pemahaman tentang Privasi

  • Beberapa bagian tubuh bersifat pribadi dan tidak untuk dilihat oleh banyak orang.
  • Ada organ tubuh yang sifatnya privasi.
  • Ajarkan pada anak untuk mengikuti adab berpakaian baik di rumah ataupun luar rumah.
  • Menghormati privasi orang lain. Misalnya jika pintu kamar mandi sedang ditutup, ketuklah dahulu kalau mau masuk.
  • Ketahui juga bahwa orang lain pun berhak memiliki privasi, seperti saat pergi ke toilet atau sedang mengganti baju.

Percakapan tentang tubuh adalah hal yang pribadi dan hanya boleh dilakukan di rumah bersama orang tua.

Kenalkan Si Kecil bahwa ia berhak mengatakan siapa yang boleh menyentuh tubuhnya.

Tidak boleh memeluk atau menyentuh orang lain apabila orang tersebut tidak menginginkannya (dan sebaliknya).

Mereka boleh menceritakan apa saja pada Moms tentang hal-hal yang membuatnya merasa buruk atau lucu.

3. Anak Usia 5--8 tahun: Mulai Bicarakan Soal Pubertas

Pendidikan seksual untuk anak 5 tahun ke atas juga tak kalah penting, yakni meliputi masa pubertas.

Ketahui kalimat apa yang digunakan ketika berbicara tentang bagian tubuh (laki-laki dan perempuan).

Misalnya penis, testis, skrotum, anus, vulva, labia, vagina, klitoris, uterus, dan ovarium.

  • Beri pengetahuan tentang organ reproduksi internal seperti uterus, ovarium, saluran tuba, uretra, kandung kemih, dan usus.
  • Tubuh memiliki beragam bentuk, ukuran, dan warna. Kita pun harus bisa saling menghargai perbedaan tersebut.
  • Baik laki-laki maupun perempuan punya bagian tubuh yang terasa nyaman saat disentuh, tetapi tidak boleh sembarang orang menyentuh bagian ini.
  • Ajari anak untuk bisa melakukan penolakan saat itu juga, seperti "Berhenti, saya tidak suka kamu melakukan itu."

Masa Pubertas

  • Beritahu bahwa tubuh mereka akan berubah seiring bertambahnya usia.
  • Jelaskan kalau masa pubertas adalah masa perubahan fisik dan emosional, di mana mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa.


 

4. Anak Usia Puber (9--12 tahun): Jelaskan tentang Perilaku Seksual dan Proses Reproduksi

Menginjak usianya lebih matang yakni mendekati pubertas, pendidikan seksual untuk anak sedikit lebih rumit.

Hal-hal mengenai hubungan seksual, di mana bayi bisa terbentuk ketika sperma bertemu telur perlu mulai dijelaskan.

Moms bisa menjelaskan bahwa orang yang sudah menikah memang berhubungan seksual dan hal itu normal.

Bahkan, terkadang orang dewasa memberikan pelukan dan ciuman untuk menunjukkan kasih sayang.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui, antara lain:

Masa Pubertas

  • Berhubungan seks adalah aktivitas bagi orang dewasa atau yang sudah menikah, bukan untuk anak remaja.
  • Jelaskan tentang perubahan fisik, sosial, dan emosional yang akan dialami.
  • Anak perempuan perlu tahu dan bersiap untuk haid pertama mereka.
  • Anak laki-laki perlu tahu tentang ejakulasi dan mimpi basah.
  • Jelaskan bahwa kesuburan terjadi begitu anak perempuan mengalami menstruasi dan ketika anak laki-laki memproduksi sperma.

Perilaku Seksual

  • Jelaskan tentang penyakit menular seksual.
  • Informasi dasar tentang kehamilan, aborsi, dan cara mencegah kehamilan.
  • Nilai-nilai yang ditanamkan orang tua tentang cinta, pacaran, kontrasepsi, kapan anak diperbolehkan aktif secara seksual.
  • Begitu pubertas dimulai, anak akan mulai tertarik pada lawan jenis dan punya fantasi seksual.
  • Beritahu bahwa seksualitas itu sangat dilebih-lebihkan dalam pornografi.

Beberapa anak ingin tahu tentang seks dan beberapa tidak. Tentu, kedua hal ini normal.

Saat pubertas dimulai, perlahan-lahan anak akan berpikir tentang seks sebagai sesuatu yang ingin dilakukan suatu hari nanti.

Jadi mulai sekarang, kita para Moms juga harus lebih belajar lagi tetang memberikan edukasi seks kepada si kecil. Kita juga sebagai orang tua harus lebih peka kepada anak dan mulailah percakapan tentang seks dengan si kecil, beritahu bahwa mereka bisa menanyakan apa pun yang ada dalam benaknya. 

Dwi Putri Kania

Email : putrikania.nastiti@gmail.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun