Strategi Perusahaan VS Bulan Ramadhan
Oleh : Dwi Puspitasari
Ekonomi Islam ’13 – Universitas Airlangga
Surabaya, 5 Juni 2016
Ini tulisan pertama yang mungkin saya publish di social media, tulisan ini menjadi tugas untuk saya yang diberikan oleh tim dosen mata kuliah “manajemen strategic syariah” di Ekonomi Islam Universitas Airlangga. Dari tugas ini saya mulai belajar menulis artikel yang serius tentang kondisi yang ada di sekitar kita. Mungkin tulisan saya tidak bagus atau tidak menarik, namun disini saya mencoba untuk memberi gambaran atau wawasan baru bagi semua masyarakat tentang masalah yang mungkin terjadi di sekitar kita.
Dalam tulisan ini saya membahas tentang strategi perusahaan VS bulan ramadhan. Banyak cara yang dilakukan perusahaan maupun pedagang dalam mendapatkan keuntungan di bulan ramadhan dan strategi yang digunakan perusahaan juga bermacam-macam. Karena konsumsi masyarakat di saat bulan ramadhan cenderung naik bahkan sampai 50%, maka usaha produsen dalam memasarkan dan menjual produknya juga naik 50%.
5 Juni 2016 insyaAllah menjadi hari awal dimana kia akan memasuki bulan ramadhan di tahun 2016 ini. Bulan ramadhan adalah bulan kebanggan umat muslim di seluruh dunia. Karena, bulan ini merupakan bulan yang penuh berkah dan banyak pahala yang bisa kita dapat di bulan yang suci ini. Banyak orang yang berlomba-lomba dalam mendapat pahala, tidak hanya pahala saja yang dikejar, namun di bulan ramadhan rasa kekeluargaan, kepedulian, dan kasih sayang banyak bermunculan.
Bulan ramadhan adalah waktu kita untuk berpuasa menahan makan minum amarah dan segala keburukan, disinilah kita dituntun untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Meskipun kita sedang menahan lapar, kita juga tidak boleh bermalas-malasan dalam melakukan kegiatan muamalah kita sehari-hari. Apabila yang sedang sekolah, tetap harus bersekolah dengan semangat, demikian yang bekerja tidak ada alasan letih lesu saat berpuasa apabila sedang melakukan kegiatan muamalah.
Bagi umat Islam, Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dimana ibadah seseorang diganjar lebih banyak pahala dibandingkan bulan-bulan lainnya. Namun bagi orang yang memiliki perusahaan, datangnya bulan Ramadhan bisa mengandung dua makna. Para pemilik perusahaan ada yang menganggap sebagai berkah atau tambahan rizqi yang harus disambut senang gembira dan ada juga yang menganggap sebagai beban perusahaan karena penurunan produktifitas karyawan dan pemberian THR bagi karyawan.
CEO yang menyambut bulan ramadhan biasanya menggunakan strategi baru yang dilakukan musiman hanya pada saat bulan ramadhan. Strategi yang dilakukan bisa dengan gencar melakukan promosi iklan tentang ramadhan dan pemberian diskon besar-besaran disaat ramadhan untuk para konsumen. Namun, bagi karyawan perusahaan biasanya memberlakukan kerja tambahan yang lebih insentif guna memenuhi permintaan konsumen. Tetapi, karyawan tidak hanya disuru bekerja lebih giat, biasanya perusahaan juga memberi bonus tambahan THR bagi karyawan yang sudah mau bekerja keras bagi perusahaan.
CEO yang menganggap Ramadhan adalah beban biasanya dari perusahaan yang tidak dicari dimusim ramadhan. Mereka enggan memberi bonus kepada karyawan karena menganggap produktifitas karyawan disaat bulan ramdhan juga menurun, juga permintaan dari konsumen menurun.