Perusahaan Wayne yang dipimpinnya bangkrtu dan membuat Wayne harus menjadi orang biasa, tak lagi milyarder, dan dia lebih memilih untuk menitipkan perusahaan itu kepada orang yang dicintainya sepeninggal rachel, Miranda Tate, termasuk salah satunya reaktor nuklir yang dibuatnya. Lebih parah lagi, Batman akhirnya kalah bertarung dengan Bane dan akhirnya dibuang ke Penjara bawah tanah, yang tidak semua orang mampu naik dari penjara tersebut, kecuali seroang anak.
Wayne dipenjara dengan kondisi tak berdaya, ditambah sepak terjang Bane yang berambisi bukan hanya membunuh Wayne, tetapi menghancurkan Gotham dengan segala kekuatannya, menambah daftar masalah yang semakin membuat Wayne sadar, bahwa pahlawan sejati tak bisa hanya hidup dari kemewahan. Kalau Bane saja yang pada akhirnya menindas dilahirkan dalam kondisi yang sangat sederhana dan penuh penderitaan, seorang pahlawan sejati harus hadir ditengah penindasan, ditengah keterasingan, ditengah keterbatasan, dan ditengah ketidak berdayaan.
Bane yang semakin menjadi – jadi dengan segala cara ia hancurkan Gotham dengan segala kekuatannya, mengadu domba masyarakatnya, membuat konsep pengadilan yang sangat jauh dari nilai keadilan, yang vonisnya Cuma dua, dibuang, atau mati. Karakter Bane sendiri digambarkan sangat menakutkan dengan badan besar berotot ditambah dengan topeng yang mampu mengitimidasi karakter lain di film. Bane membuat ulah dengan mengurung sekitar 3000 polisi gotham di terowongan, dan yang semakin ruwet adalah ketika bane meledakkan hampir semua titik sentral Gotham, puncaknya adalah ketika Gotham akan meledak dengan reaktor nuklir milik Wayne Corp yang dirubah menjadi senjata pemusnah massal. Gotham dibawah diktator Bane telah menjadi kota yang kelam.
Gotham akan meledak, gotham akan hilang. Beberapa pejabat kepolisian yang bersikap pragmatis mulai putus asa, lebih memilih mengurung diri dirumah daripada membantu menyelesaikan permasalahan. Dan Wayne dari penjara bawah tanah mengamati itu semua, merasa hampir putus asa. Pada akhirnya berkat motivasi dan dukungan dari para penghuni penjara lainnya, Wayne berhasil lolos dari penjara tersebut setelah menghilangkan ketakutannya, dengan tidak memakai tali apapun, persis dengan apa yang dilakukan sang anak sebelumnya.
Inilah ending film yang tak henti menyajikan kejutan – kejutannya. Cristopher Nolan sukses membuat saya dan para pecandu Batman di dunia memainkan emosinya, dibolak – balikkan adrenalinnya. Adalah ketika pada akhirnya Batman berhasil mengalahkan Bane, sembari memburu wakttu menghentikan pemicu nuklirnya, disinilah muncul adegan tak terduga, bahwa sebenarnya musuh yang akan menghancurkan Gotham adalah Merinda Tate. Saya pun terkejut, begitu pula dengan Batman, Lucius Fox, dan Komisaris gordon.
Merinda Tate ternyata adalah anak yang bangkit dari penjara itu, lalu berencana menghancurkan Gotham, dan memainkan Bane
sebagai temannya. Batman tak habis pikir, perempuan yang digadang – gadang akan menggantikan posisi rachel itu ternyata adalah seorang penjahat keji yang begitu kejamnya memainkan perasaan batman.
Inilah endingnya. Rasa haru, cemas, dan lega bercampur menjadi satu. Betapa tidak, sang legenda itu merelakan hidupnya demi menyelamatkan Gotham. Dia membawa jauh ke teluk reaktor nuklir yang sebentar lagi akan meledak itu agar tidak mengenai masyarakat Gotham.
Batman memang sudah tiada, tetapi namanya menyejarah dan terpahat kokoh dengan patungnya sebagai lambang kesejarahan Gotham dengan jiwa kepahlawanan yang dimilikinya.
Begitulah, The Dark Night Rises, sang legenda memang telah tiada, tetapi Batman seolah membuktikan bahwa orang yang berani mengambil jalan kepahlawanan, hidupnya akan selalu diiringi batu terjal, bahkan rasa cintanya harus tergadaikan karena jiwa kepahlawanan selalu memilih untuk memberikan rasa cintanya kepada orang banyak. Begitu juga Batman, yang seumur hidupnya belum pernah manis mencicipi indahnya cinta, dengan Rachel, berakhir tragis, dan dengan tate, juga berakhir sama.
Para pahlawan tersebut tidak banyak, dan dia dilahirkan dalam keterasingan, dalam kesunyian, dalam penderitaan. Tetapi dengan kondisi tersebut dia kokoh, dia kuat, dan pada akhirnya dia menorehkan nama yang tak pernah lekang oleh waktu.