Mohon tunggu...
Rohmatulloh DwiPurnama
Rohmatulloh DwiPurnama Mohon Tunggu... Guru - pemalas

Libur dari liburan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Strategi Pedagang Kaki Lima Muda dalam Menarik Minat Pembeli (Studi pada Pedagang Wedang Susu Jahe Mas Agus)

20 Desember 2020   16:08 Diperbarui: 20 Desember 2020   16:16 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ditengah harga kenutuhan hidup semakin meningkat, maka setiap masyarakat dituntut untuk terus bekerja agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kondisi seperti ini patut disikapi oleh seluruh anak muda agar mampu hidup mandiri dalam memenuhi kebutuhn pokok sehari-hari. 

Dalam memenuhi kebutuhan hidup diera seperti ini, anak muda dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif agar bisa menghasilkan pundi-pundi uang dengan cara yang baik.

Seperti halnya yang dihadapi oleh Agus, diusia yang terbilang muda ini ia terjun kedalam usaha berbasis informal yaitu menjadi pedagang kaki lima yang berjualan wedang susu jahe. Pekerjaan ini dipilihnya karena dianggap mampu menghasilkan uang sehingga bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Mudahnya proses produksi dan penjualan menjadi keuntungan dari sektor ini. Pasalnya, bagi masyarakat yang kurang akan pendidikan tinggi, sektor ini dianggap menjadi pilihan terbaik karena memiliki kemudahan akses. 

Seperti yang kita ketahui bahwa pedagang informal ini umumnya merupakan usaha pribadi yang dimodali oleh pribadinya sendiri. Modal dalam membangun usaha ini terbilang sedikit, karena hanya perlu memiliki perlengkapan dagang sederhana saja seperti gerobak dan perlengkapan pendukung lainnya agar bisa memulai usaha ini. 

Kemudian dalam hal perizinan, sektor ini juga tidak terlalu mempersulit diri dengan urusan perizinan yang bersifat formal, karena memang usaha disektor informal ini bersifat tidak memiliki keteraturan seperti halnya usaha-usaha formal. 

Penghasilan yang didapat juga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun disisi lain juga tidak bisa menjamin atas masa depannya. Meski kurang menjamin atas masa depan, usaha seperti ini justru menjadi pilihan bagi masyarakat bawah karena akses yang mudah tersebut.

Untuk menjalankan usaha disektor ini tidak hanya dengan akses dan produksi yang mudah saja, tetapi perlu melakukan terobosan agar grafik penjualan terus meningkat. Dalam meningkatkan grafik penjualan wedang susu jahe, Agus telah banyak melakukan berbagai upaya. 

Upaya yang dilakukan ini bukan semata-mata untuk mengambil keuntungan saja, tetapi lebih pada bentuk pelayanan yang berkualitas terhadap konsumen wedang susu jahe. Tindakan semacam ini merupakan bentuk subjektif dalam rangka pelayanan terhadap apa yang diharapkan oleh konsumen. 

Tindakan-tindakan ini bersifat subjektif karena mampu mempengaruhi orang lain dan menerima pengaruh dari orang lain, tindakan ini disebut tindakan sosial. Tindakan sosial ini dilakukan sesuai dengan apa yang diinterpretasikan sang aktor mengenai tindakan orang lain dalam keadaan tertentu. 

Kaitannya dengan strategi yang dilakukan dalam menarik minat pembeli wedang susu jahe ini, penulis melihat ada keterkaitannya dengan bagaimana tindakan dari pedagang ini yang sesuai dengan interpretasi terhadap orang laindalam hal ini adalah pembeli. Seperti yang diungkapkan oleh Weber dalam menjelaskan makna perilaku, terdapat empat tipe tindakan:

Pertama, tindakan rasional alat-tujuan. Tindakan ini ditentukan oleh bagaimana pengharapan perilaku objektif didalam lingkungan dan perilaku manusia lainnya, pengharapan-pengharapan itu dilakukan sebagai kondisi atau alat untuk pencapaian tujuan-tujuan dari aktor sendiri yang telah diperhitungkan secara logis dan rasional. 

Dari hasil observasi diatas, penulis menmukan bahwa ada upaya spesifik yang dilakukan oleh Agus sebagai  PKL agar bisa menarik minat pembeli wedang susu jahenya. Tindakannya berupa memasifkan promosi dimedia sosial, menyediakan fasilitas Cash On Deliveri (COD) atau pesan antar, menyediakan tempat duduk layaknya PKL pada umumnya menggunakan bangku dan meja (cocok untuk kaum muda nongkrong), serta menyediakan WiFI gratis. 

Tindakan ini dilakukan karena sang aktor memahami apa yang diinginkan dan diharapkan konsumen. Secara rasional hal ini telah diperhitungkan untung-ruginya terhadap keberlangsungan usaha wedang susu jahe dengan pelayanan berkualitas yang diharapkan konsumen.

Kedua, tindakan rasionalitas-nilai. Tindakan ini ditentukan oleh kepercayaan yang sadar akan nilai atau sesuatu yang berharga terlepas dari prospek-prospek keberhasilan tindakannya. Pedagang ini meyakini bahwa upaya yang dilakukan dalam kaitannya dengan upaya menarik minat pembeli ini juga didasarkan pada sesuatu yang berharga yang bisa pedagang dapatkan dari konsumen. 

Kemudian apa "sesuatu yang berharga" tersebut, adalah bentuk kepercayaan konsumen terhadap pelayanan berkualitas dari pedagang wedang susu jahe ini. Seperti fasilitas COD atau pesan antar, pedagang ini sebenarnya ingin menyampaikan bahwa dia ada untuk melayani kebutuhan konsumen yang tidak mampu menjangkau warung wedang susu jahe mas Agus.

Kemudian fasilitas bangku dan meja, pedagang ingin tempat ini bukan hanya menjadai sarana transaksi niaga saja tetapi lebih pada sarana sosial bagi masyarakat dalam menjalin hubungan sosial antar konsumen. Nilai-nilai seperti ini yang bisa pedagang jual untuk kaitannya dengan upaya menarik minat pembeli.

Ketiga, tindakan afektual. Tindakan ini ditentukan oleh keadaan emosional sang aktor. Berbanding terbalik dengan tindakan rasional, tindakan afektual cenderung pada penggunaan perasaan seperti simpati, empati, senang, sedih, dan lain sebagainnya. Ketika muncul rasa senang dan kepuasan dari pembeli terhadap kinerja dari pedagang, maka secara spontan rasa senang juga akan muncul dalam diri pedagang. Hal ini tentu akan memberikan energi positif bagi Agus sebagai pedagang wedang susu jahe untuk terus mempertahankan kinerja positif yang selama ini telah ia lakukan.

Keempat, tindakan tradisional. Tindakan ini ditentukan oleh cara-cara berperilaku sang aktor yang biasa dan lazim. Apa yang diupayakan Agus dalam menarik minat pembeli ini memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan usaha wedang susu jahe ini.

Dengan dampak positif yang terbentuk ini, upaya-upaya seperti memasifkan promo dimedia sosial, fasilitas COD atau pesan antar, tempat nongkrong anak muda, dan fasilitas WiFi gratis terus ia lakukan secara konsisten. Karena jika tidak dilakukan secara konsisten maka bisa jadi sedikit demi sedikit konsumen akan kehilangan bentuk pelayanan yang berkualita yang mengakibatkan rendahnya minat beli konsumen sehingga pendapatan akan terus menurun.

Dengan empat tipe tindakan tersebut membantu kita memahami bagaimana tindakan yang dilakukan oleh pedagang wedang susu jahe ini dalam memahami pengharapan-pengharapan dari konsumen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun