Mohon tunggu...
Dwi P Sugiarti
Dwi P Sugiarti Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang yang ingin tetap produktif menulis

Contact me : dwiewetensch@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sering Menunda-nunda? Bisa Jadi Prokrastinasi

27 Mei 2024   02:43 Diperbarui: 27 Mei 2024   03:16 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Siapa disini yang sering ngerjain sesuatu tapi senengnya dikerjain diakhir-akhir deadline/?

Atau mungkin, suka numpuk-numpuk kerjaan karena ngerasa deadline-nya masih panjang, pas udah Deket deadline, malah keteteran?

Atau lagi ngerjain malah kedistraksi sama hal lain misalnya liat sosmed atau malah ngerjain hal lain?

3 pertanyaan diatas rasanya ada semua diaku pribadi dan jawabannya adalah 'aku'. Yap, aku sendiri sering banget ngelakuin tiga hal di atas. Kacau banget ya rasanya.

Parahnya aku sering kali melakukannya saat mau mulai menulis. Ini aku sadari saat aku ngeliat tumpukan tulisan di Note HP yang ternyata pas dibuka hampir semua tulisan yang aku buat, ternyata belum rampung. Tak hanya di note, nyatanya aku sering menyimpan info lomba blog,  mungkin hanya 5% persen yang sampai jadi tulisan dan diikutkan lomba. Artinya hanya satu tulisan jadi, dari dua puluh info lomba blog yang pernah aku simpan.

Parah banget ya. Ujungnya jadi malah kesel ke diri sendiri. Seolah aku jadi menyia-nyiakan kesempatan yang udah di depan mata. Nah, kira-kira apa teman-teman juga merasakan dan pernah mengalami pengalaman yang sama?

Ternyata kalau kata Mba Marissa (tau kan dia siapa) di channel YouTube nya 'Greatmind', hal itu bisa jadi adalah Prokrastinasi.

Istilah apa ini? Jujur, aku baru denger istilah itu baru-baru ini?
Oke, mari kita ulas ya.

Menurut kamus Cambridge, prokastinasi adalah tindakan menunda sesuatu yang harus dilakukan, sering kali karena tidak menyenangkan atau membosankan.

Biasanya efek yang terjadi adalah pikiran atau emosi negatif yang membuat seseorang jadi berhenti untuk melakukan hal yang sedang ia kerjakan dan melakukan hal lain.

Lalu apa sih penyebabnya?
Faktanya kebanyakan dari mereka yang ada di fase prokrastinasi bukan karena ia gagal telah mengatur waktu, tapi bisa jadi karena ada emosi negatif yang membuat pekerjaan yang ia lakukan jadi tidak menyenangkan. Misalnya,

pertama, Terjadi karena seseorang merasa Takut berbuat salah atau gagal. Ini sering terjadi pada orang perfeksionis. Ujungnya, ia justru tak melakukan apapun.
Kedua, bisa terjadi karena kewalahan yang disebabkan oleh beban pekerjaan yang terlalu berat sehingga menyebabkan ia merasa bosan.

Dan jalan keluarnya adalah Prokrastinasi. Padahal hal tersebut hanyalah solusi yang bersifat sementara dan kalau tidak dicari akar masalahnya akan dilakukan secara terus-menerus. Ini sih pasti bahaya banget, bukan cuma buat diri sendiri tapi juga orang lain.

Lalu gimana solusinya?

Pertama, cari tau akar masalahnya. Kira-kira apa yang membuat kita ada di fase ini. Selesaikan dlu soal 'why?' baru kita cari solusinya dengan 'how'

Kedua, ubah cara pandang 'harus mengerjakan' dengan 'mau mengerjakan'. Tak ada yang mudah dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan namun bukan hal mustahil untuk menyelesaikannya.

Ketiga, lupakan kesempurnaan. Yang penting mulai aja dulu. Sebab pekerjaan yang baik itu bukanlah pekerjaan yang tidak pernah ada kesalahan tapi pekerjaan yang selesai dikerjakan. Sebab tak ada keberhasilan tanpa kesalahan dan kegagalan.

Keempat, optimalkan lingkungan untuk meminimalisasi gangguan. Hal ini bisa kita lakukan dengan meminimalisir hal-hal yang bisa mendistraksi fokus kita. Seperti matikan notifikasi dari teknologi digital, sosmed atau bahkan jauhkan selama periode fokus dan  kuatkan tekad untuk segera menyelesaikan.

Setelah kamu selesai dalam satu pekerjaan maka biasanya kamu akan merasa lega. Seperti apa yang pernah Abraham Lincoln katakan,

When i do good, i feel good. When i do bad, i feel bad

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun