Usia muda dan Pesan Khusus RasulullahÂ
 Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
"Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu)." (HR. At-Tirmidzi, Lihat Ash-Shahihah no. 946)
Dalam hadits di atas, usia akan ditanya dan diminta pertanggung jawaban untuk apa dihabiskan. Masa muda termasuk dalam usia, akan tetapi selanjutnya, masa muda kembali ditanyakan dan diminta pertanggung jawaban secara khusus. Oleh karena itu masa muda ini perlu benar-benar diperhatikan, terlebih pemuda adalah generasi penerus. Jangan sampai apa yang sudah terekam di dalam sejarah terhapus oleh gambaran saat ini.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu berkata,
"Para pemuda pada setiap umat manapun, mereka adalah tulang punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi.n Pemuda mempunyai kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Tidak akan bangkit suatu umat umumnya kecuali ada di pundak [ada kepedulian dan sumbangsih, pent] para pemuda yang punya kepedulian dan semangat menggelora." (Majmu' Fatawa Bin Baz 27/274, Suamilah)
Oleh karena itu, hendaknya para pemuda mengisi waktu mereka dengan kegiatan positif atau mencari kegiatan positif dan produktif. Seperti menghadiri majelis ilmu, menghafalkan Al-Quran dan Sunnah, membuat kegiatan sosial dan lain-lainya. Tidak lupa juga segera mencari teman yang baik, teman bergaul yang baik dalam melaksanakan kegiatan tesebut agar bisa saling menopang dan saling menasehati. Pemuda perlu lingkungan yang mendukung untuk kelak bisa menjadi garda terdepan penopang peradaban. Bagaimana yang pernah dilakukan oleh ibunda Imam Syafi'i yang berharap anaknya menjadi ulama besar. Dimana beliau dicarikan tempat yang kondusif dan mendukung untuk bisa mewujudkan harapan ibunya.Â
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya" (HR. Abu Dawud no. 4833,dihasankan oleh syaikh Al-Albani)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H