Mohon tunggu...
Dwi Pratiwi
Dwi Pratiwi Mohon Tunggu... Guru - Guru dan pegiat literasi

Tinggal di Kota Sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karya Literasi Peserta Didik dan Guru di Masa Pandemi

9 Juli 2021   11:38 Diperbarui: 9 Juli 2021   11:48 1852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi mengarahkan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring (online) dan luring (offline) sesuai kondisi daerah masing-masing sejak tahun lalu.
Beberapa sekolah sudah pernah melakukan simulasi tatap muka. Ada yang dilanjutkan dengan kegiatan belajar tatap muka terbatas,  dan ada pula yang tidak dapat melanjutkannya karena kondisi daerah yang belum memungkinkan.

Pandemi ini juga sangat mempengaruhi kegiatan literasi sekolah. Beberapa rencana yang disusun untuk mengembangkan literasi sekolah tidak dapat direalisasikan. Jadi, perlu adanya terobosan agar perkembangan literasi yang sudah muncul tunasnya akan berkembang menjadi pohon yang kokoh. Tim literasi sekolah harus berpikir kreatif dan inovatif.
Hikmah pandemi adalah menjamurnya tawaran untuk mengikuti kegiatan online baik berupa webinar-webinar atau workshop-workshop yang diinisiasi oleh berbagai kalangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan, termasuk yang berkaitan dengan pengembangan literasi sekolah. Yang perlu dilakukan oleh tim literasi adalah memilih kegiatan yang sesuai dengan kondisi sekolah, sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik serta guru.

Tim literasi sekolah berkomunikasi berkesinambungan dengan guru, pengurus OSIS dan MPK, pengurus dan anggota ekstrakurikuler, dan duta literasi untuk bersama-sama mengikuti kegiatan literasi yang dipilih dan mensukseskan kegiatan literasi oleh tim literasi sekolah.

Contoh, bergabung dengan Gerakan Literasi Nasional Gareulis Jabar, dan mengikuti kegiatan pendampingan literasi dari Banpelis.
Dari dua kegiatan ini warga sekolah di antaranya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan peserta didik mendapat tantangan untuk membaca dan berkarya. Sehingga setelah mengikuti kegiatan seperti ini sekolah mendapat laporan pengembangan kegiatan literasi dan karya-karya dari peserta. Karya-karya tersebut dapat berupa buku solo, dan antologi, sehingga dalam satu tahun akan lahir berjudul-judul buku. Tentu itu sebagai latihan bagi peserta dan kebanggaan bagi penulis dan sekolah.

Peserta didik dan guru dapat berkarya sesuai dengan minat dan kemampuannya dalam berkarya. Dengan demikian keterampilan menulis pun terasah secara bertahap dengan sendirinya.a

Karya peserta didik dan guru akan semakin berkembang dengan diberikan kesempatan yang luas dalam belajar, berkarya serta berhasil menerbitkan karyanya dalam waktu yang sama. Itu akan memotivasi pengembangan literasi ke arah yang lebih menjanjikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun