Mohon tunggu...
Masyarakat biasa
Masyarakat biasa Mohon Tunggu... -

Pemerhati birokrat dan birokrasi\r\nbirokratwatch@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kriminalisasi atau Pamer Kekuatan?

14 Juli 2015   11:22 Diperbarui: 14 Juli 2015   11:39 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah kriminalisasi atau bukan, diajukannya para pimpinan KPK dan KY sebagai tersangka seolah-olah sebagai informasi pembuka kepada masyarakat bahwa ada "komunitas-komunitas" lama atau bahkan bisa di bilang status quo yang masih memiliki power yang tinggi di negeri ini, bahkan untuk sekelas Presiden pun bisa dibuat galau oleh komunitas ini.

Ya komunitas yang sudah terlahir sejak lama, biasanya berbentuk corps yang sudah lama terbuai dalam zona nyaman, difasilitasi oleh korupsi, dibuai oleh kolusi, hidup dari upeti, mereka sudah puluhan tahun eksis berlindung atas nama Negara, dan selama itu pula telah mengakar kroni kroni di berbagai sudut termasuk keluarga bahkan mafia.

Ketika masa reformasi tiba, muncul lah komunitas bentukan kaum reformis diantaranya KPK dan KY, yang diberikan mandat oleh rakyat memiliki power lebih, disitulah muncul aroma kedengkian dari komunitas lama yang selama ini berkuasa bahkan tidak bisa tersentuh hukum, apalagi ketika komunitas lama tersebut mengganggu "zona nyaman" mereka, bahkan mereka pun ingin menunjukan sesuatu kepada Presiden sebagai pemimpin negeri ini bahwa mereka bisa berbuat sesuatu yang bisa membuat presiden pun tidak berkutik.

Atas dasar kesombongan dan kedengkian itulah mereka merancang siasat sekaligus ingin menampilkan siapa sebenarnya " jati diri" mereka di jagad perpolitikan indonesia, walaupun pada dasarnya mereka hanya pekerja yang dibayar oleh negara.

Kiranya kita perlu menangkap fenomena tersebut untuk mewaspadai oknum oknum status quo, yang anti perubahan, kolot, feodal dan tentunya tidak reformis, yang takut lahan upeti nya terbongkar, takut anak cucu nya tidak bisa hidup mewah. jaman sudah berubah wahai para kaum kolot!, kini adalah era informasi, era keterbukaan, era global, apabila masih terdapat kaum tersebut niscaya negeri kita makin semakin tertinggal, akan selalu kalah bersaing dan hanya akan menjadi bangsa kuli seperti saat ini. 

Kiranya Bapak presiden sebagai pimpinan negeri ini bisa bertindak tegas terhadap oknum oknum feodal yang masih hidup di masa lalu untuk segera keluar dari barisan, negeri ini sudah tidak butuh lagi manusia manusia berwajah alim namun bermental korup, berlindung atas nama hukum dan negara padahal berdiri atas rasa iri dan dengki, jangan takut pak presiden, kami masyarakat pada umumnya sudah tahu siapa yang benar dan siapa penjahatnya, cepat lah ambil keputusan dan ingatlah Iblis pun di usir dari surga karena kesombongan, Iblis lebih lama dan lebih dekat dengan Tuhan, namun ketika Tuhan mengangkat adam sebagai Pemimpin Iblis pun sombong, seperti itulah gambaran komunitas lama di negeri kita saat ini yang berusaha merusak dan menjerumuskan manusia, mengadu domba, dan selalu mengajak ke jalan yang tidak benar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun