Mohon tunggu...
Dwi Pangga
Dwi Pangga Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa Pascasarjana S3 Undiksha

Saya Dosen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA) saat ini sedang menempuh Pascasarjana S3 di UNDIKSHA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penguasapun Takut dengan Pengetahuan

28 November 2024   19:00 Diperbarui: 28 November 2024   19:02 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Diskusi “Akademisi Memiliki Kekuasaan Lewat Keilmuannya” bersama Prof. Pageh (Foto perkuliah dari Undiksha)

Sebagai contoh, dalam momentum Pilkada 2024, sangat mungkin ada anak-anak yang hari ini masih duduk di bangku sekolah dasar akan menjadi pemilih atau bahkan calon pemimpin pada tahun 2045. Oleh karena itu, apa yang kita ajarkan kepada mereka hari ini akan menjadi fondasi yang menentukan arah bangsa di masa depan.

Foto Antusias Anak-anak SDN 5 Sandik, Lombok Barat, sebagai calon pemilih 10-15 tahun kedepan (Sumber: Dukumen Foto Kelas)
Foto Antusias Anak-anak SDN 5 Sandik, Lombok Barat, sebagai calon pemilih 10-15 tahun kedepan (Sumber: Dukumen Foto Kelas)

Relasi Pendidikan dan Kekuasaan

Relasi antara pendidikan dan kekuasaan bukanlah hal yang baru. Sejak zaman dahulu, penguasa yang bijak selalu mengandalkan para pemikir dan ilmuwan sebagai penasehat mereka. Namun, ada juga penguasa yang justru takut pada pengetahuan karena khawatir akan mengancam posisi mereka. Di sinilah pentingnya akademisi untuk tetap independen, tidak terkooptasi oleh kekuasaan, tetapi juga tidak apatis terhadap persoalan bangsa.

Seperti disampaikan Prof. Pageh, akademisi tidak boleh hanya berdiam diri di menara gading. Mereka harus aktif berkontribusi dalam menciptakan kebijakan yang berdampak langsung pada masyarakat. Melalui tulisan, riset, dan diskusi publik, akademisi dapat menjadi penggerak perubahan sosial yang nyata.

Menuju Indonesia Emas 2045

Visi Indonesia Emas 2045 adalah mimpi besar yang hanya dapat dicapai melalui kerja keras dan kolaborasi semua pihak. Akademisi, sebagai penjaga gerbang pengetahuan, memiliki peran penting dalam mewujudkan visi ini. Dengan menciptakan generasi muda yang cerdas, bermoral, dan berkarakter, pendidikan menjadi jalan utama untuk mencapai tujuan tersebut.

Namun, peran akademisi tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha juga sangat diperlukan. Pemimpin yang terpilih dalam Pilkada 2024 diharapkan dapat memahami pentingnya investasi pada pendidikan. Tanpa pendidikan yang kuat, visi Indonesia Emas hanya akan menjadi angan-angan belaka.

Penutup

Hari Guru Nasional dan Pilkada Serentak 2024 adalah pengingat akan pentingnya sinergi antara pendidikan dan kekuasaan. Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan pemimpin yang bertanggung jawab dan masyarakat yang cerdas. Melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, kita dapat membangun Indonesia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera.

Sebagai penutup, mari kita renungkan kata-kata Prof. Pageh: “Penguasapun takut dengan pengetahuan. Namun, justru dari ketakutan itulah perubahan besar bisa dimulai.” Semoga pendidikan terus menjadi cahaya yang menerangi perjalanan bangsa ini menuju masa depan yang gemilang. (Dwi Pangga, Mahasiswa Pascasarjana S3 Undiksha)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun