Anak secara garis besar berarti sesuatu yang lebih kecil, seseorang yang belum dewasa, atau suatu objek yang "dibawahi" oleh objek lain. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age) yang merupakan periode penting dalam masa perkembangan anak. Masa golden age adalah masa emas pada anak-anak di awal kehidupannya yaitu pada usia 0-5 tahun.Â
Fase ini penting untuk diperhatikan oleh orang tua karena pada fase ini pertumbuhan anak berkembang begitu pesat. Penelitian mengatakan sekitar 50% kecerdasan orang dewasa mulai terbentuk di usia 4 tahun. Anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun  (menurut National Assosiation Education for Young Children)
Pendidikan anak usia dini, khususnya Taman Kanak-Kanak, memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kepribadiannya, oleh karena itu pendidikan harus menawarkan berbagai kegiatan yang mengembangkan berbagai aspek perkembangan, meliputi aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional, bahasa dan seni.Â
Tak hanya mengembangkan semua aspek namun pendidik juga harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Karena biasanya anak mudah bosan dan lebih suka bermain.Â
Belajar sambil bermain adalah salah satu strategi terbaik untuk menghindari hal ini. Anak-anak sering merasa betah bermain game yang menarik selama berjam-jam. Bermain bahkan dianggap sebagai landasan belajar.Â
Kegiatan bermain dapat membantu anak mengembangkan keterampilan kognitif seperti kemampuan mengingat informasi, menghitung benda, memperkirakan jumlah, dan mengevaluasi.Â
Kegiatan bermain melibatkan pengamatan, seperti memperhatikan bentuk, warna, dan ukuran. Sedangkan mendengar bunyi-bunyi, dan nada digunakan untuk melakukan kegiatan menyimak. Bahan dan alat yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif antara lain bisa memanfaatkan barang bekas dan disekitar kita seperti kotak sepatu bekas yang bisa disulap menjadi alat permainan yang menarik bagi anak. Â
Menurut Adang Ismail, alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk pendidikan yang ditujukan membantu perkembangan anak. APE (Alat Permainan Edukasi) adalah permainan yang dirancang khusus untuk tujuan pendidikan dan memiliki beberapa ciri, antara lain: 1) dapat digunakan dalam berbagai cara; 2) diperuntukan bagi anak usia prasekolah; dan 3) menjadikan anak aktif terlibat; 4) konstruktif; dan 5) sangat aman dalam hal diperhatikan. Mengenai alat permainan yang tidak pantas, mereka 1) berbahaya, 2) disetujui orang tua, dan 3) buatan sendiri. 3. Tidak cukup , 4. Terlalu rumit, 5. Tidak sesuai dengan usia kronologis anak, 5. Terlalu sederhana, dan 6. rapuh.
Berikut cara pembuatan kotak angka yang bisa kita buat sendiri dirumah.Â
alat dan bahan :
1. Kotak sepatu bekas
2. Kertas manggis
3. Kardus
4. Spidol
5. Origami
6. Lem kertas
7. Gunting
Cara Membuatnya :
1. Bungkus kotak sepatu dengan kertas manggis dan lem
2. Buat 10 sayatan dengan di tempel origami berbagai warna
3. Beri nomor 1-10 pada sayatan-sayatan tersebut menggunakan spidol
4. Potong kardus menjadi 10 bagian kecil disesuaikan dengan ukuran sayapan pada kotak sepatu
5. Bungkus dengan origami menggunakan berbagai warna
6. Beri nomor 1-10Â
Selain mengenalkan lambang bilangan, anak juga bisa mengenal berbagai warna. Adapun cara memainkan kotak angka ini adalah sebagai berikut :
1. Kenalkan pada anak kotak angka dan jelaskan angka 1-10 yang tertera pada tutupnya.
2. Kenalkan juga kartu angka kecil 1-10 dengan berbagai warna
3. Minta anak mengambil secara acak kartu angka, dan cari lambang bilangan mana yang sama pada kotak tersebut.
4. Anak memasukkan kartu angka setelah mencari lambang bilangan yang sama dengan menyebutkan lambang bilangannya
Tujuan dari penggunaan media ini adalah untuk perkembangan kognitif anak yang mengarah pada kemampuan keaksaraan awal anak. Dalam permainan ini dilakukan secara mandiri ataupun didampingi dipastikan anak akan suka, dan pembelajaran mengenal lambang bilangan ini tidak dirasa oleh anak. Semoga bisa mengispirasi kita para orangtua/guru untuk selalu kreatif dan peduli akan perkembangan anak dan semoga informasi diatas dapat bermanfaat.
Penulis : Dwi Okta RaniÂ
Sumber :
file:///C:/Users/user/Downloads/190-1741-2-PB.pdfÂ
file:///C:/Users/user/Downloads/190-1741-2-PB.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H