Dwi Nuriana
Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA
Taukah kamu, bahwa literasi membaca  merupakan kemampuan fundamental yang menjadi dasar bagi penguasaan pengetahuan dan keterampilan lainnya.
Dalam era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari proses pembelajaran, sehingga literasi membaca perlu disesuaikan dengan konteks digital. Pendekatan kognitivisme, yang menekankan proses mental dalam memahami informasi, memberikan kerangka teoretis yang relevan untuk memahami bagaimana literasi membaca dapat ditingkatkan melalui teknologi pembelajaran.
Teori Kognitivisme dalam Pembelajaran
Kognitivisme berfokus pada proses internal individu, seperti persepsi, memori, dan pemikiran, yang berperan dalam pembelajaran. Menurut teori ini, belajar adalah proses aktif di mana individu mengorganisasi dan mengintegrasikan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada. Jean Piaget, salah satu tokoh utama teori kognitivisme yang mengemukakan bahwa "perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, yang memungkinkan pembentukan skema atau struktur mental yang kompleks" (Piaget, 1972). Kognitivisme menekankan pentingnya proses internal seperti berpikir, memori, dan persepsi dalam memahami informasi. Jean Piaget menjelaskan bahwa "perkembangan kognitif terjadi melalui skema yang dibangun berdasarkan pengalaman individu. Dalam pembelajaran, informasi baru harus dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah ada untuk menciptakan pemahaman yang bermakna "(Santrock, 2012). sedangkan Molenda, dalam bukunya yang membahas tentang desain pembelajaran, menyoroti bahwa " teknologi dapat digunakan untuk mendukung proses kognitif siswa melalui alat yang dirancang dengan baik (Molenda, 2008). Dengan demikian, reading literacy berbasis teknologi dapat diperkuat melalui media yang memfasilitasi pemrosesan informasi secara bertahap.
Literasi Membaca dalam Konteks Teknologi Pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara individu  dalam mengakses dan memproses informasi. Literasi membaca kini tidak hanya mencakup kemampuan memahami teks tertulis, tetapi juga kemampuan analisi-sintesi dan mengevaluasi informasi dalam format digital. Hal ini mencakup pemahaman terhadap berbagai media digital, seperti e-book, artikel online, dan konten multimedia lainya, yang memerlukan keterampilan literasi digital. Menurut (Warsihna, 2016), "penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat meningkatkan literasi membaca dan menulis, karena memberikan akses yang lebih luas terhadap sumber informasi dan memungkinkan interaksi yang lebih dinamis dengan konten pembelajaran".
Integrasi Teori Kognitivisme dalam Teknologi Pembelajaran untuk Meningkatkan Literasi Membaca
Pendekatan kognitivisme menekankan pentingnya desain instruksional yang mendukung proses kognitif dalam pembelajaran. Dalam konteks teknologi pembelajaran, hal ini dapat diwujudkan melalui beberapa cara, yag pertama adalah penggunaan multimedia interaktif, Penggunaan kombinasi teks, gambar, audio, dan video dapat membantu siswa membangun representasi mental yang lebih kaya, sehingga meningkatkan pemahaman dan retensi informasi. (Mayer, 2001) menyatakan bahwa "pembelajaran multimedia yang dirancang dengan baik dapat memfasilitasi integrasi informasi verbal dan visual, yang mendukung proses kognitif dalam pembelajaran. Kedua strategi pembelajaran berbasis masalah  dengan mendorong siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah melalui platform digital dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, yang esensial dalam literasi membaca. pendekatan ini dapat meningkatkan literasi membaca dan menulis dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Ketiga personalisasi pembelajaran, teknologi memungkinkan penyesuaian materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu, yang dapat meningkatkan motivasi dan efektivitas pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka, apakah  menggunakan gaya belajar visual, auditory ataupun kinestetik sehingga dapat mendukung proses kognitif secara optimal.