Mohon tunggu...
Dwi Nurfadillah
Dwi Nurfadillah Mohon Tunggu... Ahli Gizi - pelajar

saya sangat suka pantai

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menggali Solusi: Strategi Efektif untuk Mengurangi Berat Badan Lahir Rendah

21 Agustus 2024   11:32 Diperbarui: 21 Agustus 2024   11:35 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menggali solusi: strategi efektif untuk mengurangi berat badan lahir rendah"

 

oleh: 

DWI NURFADILLAH.J

Mahasiswa Prodi STR.Gz Politeknik Kesehatan Makassar, Sulawesi Selatan

Po714231221014@poltekkes-mks.ac.id

 

Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai status kesehatan masyarakat, terutama dalam konteks kesehatan ibu dan anak. BBLR tidak hanya meningkatkan risiko kematian neonatal, tetapi juga berkontribusi pada morbiditas dan mortalitas pada masa anak-anak dan dewasa. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi angka kejadian BBLR sangatlah krusial dan memerlukan pendekatan yang komprehensif serta berkelanjutan.

Salah satu strategi efektif yang dapat diterapkan adalah perbaikan gizi pada ibu hamil. Kecukupan asupan gizi selama kehamilan merupakan faktor kunci dalam menentukan berat badan bayi saat lahir. Gizi yang baik akan memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal. Intervensi seperti suplementasi zat besi, asam folat, dan pemenuhan kebutuhan kalori yang sesuai sangat diperlukan, terutama pada ibu dengan status gizi yang kurang sebelum hamil.

Program pemberdayaan gizi ibu hamil, seperti pemberian makanan tambahan (PMT) dan edukasi gizi, dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan prevalensi BBLR. Selain perbaikan gizi, akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas juga menjadi faktor penting. 

Pelayanan antenatal yang rutin dan berkualitas membantu dalam mendeteksi dan mengatasi komplikasi kehamilan sejak dini. Misalnya, penanganan anemia pada ibu hamil, pemantauan kesehatan janin, serta deteksi dini risiko kehamilan yang tinggi. Dengan meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, risiko terjadinya BBLR dapat ditekan.

Faktor sosial-ekonomi juga memainkan peran penting dalam upaya mengurangi BBLR. Keluarga dengan kondisi ekonomi yang lebih baik cenderung memiliki akses yang lebih baik terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu, strategi yang menyeluruh harus melibatkan upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga, melalui program-program yang mendukung ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi ibu.

Secara keseluruhan, mengurangi angka BBLR memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, yang mencakup perbaikan gizi, peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan, peningkatan kondisi sosial-ekonomi, serta edukasi masyarakat. Dengan implementasi strategi-strategi tersebut, diharapkan angka kejadian BBLR dapat menurun, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak secara keseluruhan.

Perbaikan Gizi Ibu Hamil: Fondasi Utama

Perbaikan gizi ibu hamil menjadi fondasi utama dalam upaya mengurangi angka BBLR. Gizi yang adekuat selama kehamilan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Kekurangan zat gizi penting, seperti zat besi, asam folat, protein, dan kalori, dapat menghambat pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko BBLR.

Studi menunjukkan bahwa suplementasi zat besi dan asam folat selama kehamilan dapat menurunkan risiko BBLR dan anemia pada ibu hamil. Selain itu, pemenuhan kebutuhan energi dan protein yang tepat sangat penting, terutama bagi ibu yang berada dalam situasi sosial ekonomi rendah. 

Di beberapa negara, program pemberian makanan tambahan (PMT) dan distribusi mikronutrien telah terbukti efektif dalam meningkatkan status gizi ibu hamil dan menurunkan angka BBLR. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi gizi yang tepat dapat memberikan dampak signifikan pada hasil kehamilan.

 

Akses ke Pelayanan Kesehatan Berkualitas: Kunci Deteksi Dini dan Penangana

Pelayanan kesehatan yang berkualitas selama kehamilan tidak hanya mencakup pemantauan rutin, tetapi juga intervensi tepat waktu jika ada komplikasi. Pemeriksaan antenatal yang teratur memungkinkan deteksi dini kondisi seperti hipertensi, preeklampsia, dan anemia yang dapat mempengaruhi berat badan lahir bayi.

Selain itu, pelayanan kesehatan yang berkualitas mencakup edukasi ibu hamil tentang pentingnya kunjungan antenatal, tanda bahaya kehamilan, dan pentingnya asupan gizi yang baik. Di beberapa negara berkembang, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas merupakan kendala utama yang harus diatasi melalui peningkatan infrastruktur kesehatan, pelatihan tenaga kesehatan, dan program kesehatan masyarakat yang berfokus pada ibu dan anak.

Faktor Sosial-Ekonomi: Penentu Lingkungan Pendukung

Kondisi sosial-ekonomi ibu hamil memiliki pengaruh yang besar terhadap status gizi dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Keluarga yang memiliki pendapatan lebih tinggi cenderung memiliki pola makan yang lebih baik dan akses yang lebih mudah terhadap fasilitas kesehatan. Sebaliknya, ibu hamil dari keluarga berpenghasilan rendah lebih rentan terhadap malnutrisi dan kesulitan mengakses layanan kesehatan, yang pada akhirnya meningkatkan risiko BBLR.

Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat: Membangun Kesadaran dan Tindakan

Edukasi gizi dan kesehatan kehamilan kepada masyarakat merupakan elemen kunci yang sering kali terabaikan. Masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan terpencil, sering kali kurang informasi mengenai pentingnya gizi yang cukup selama kehamilan dan bagaimana mengakses layanan kesehatan yang tersedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun