Mohon tunggu...
D'Mey Azhari
D'Mey Azhari Mohon Tunggu... apoteker -

Dwinthasari Meilinda Azhari, S.Farm Lulusan Fakultas Farmasi Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah. Sekarang tengah melanjuti jenjang pendidikan di Profesi Apoteker Universitas Hasanuddin Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Si Kecil" yang Mematikan!

18 April 2016   22:42 Diperbarui: 18 April 2016   22:53 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diakhir tahun 2015 tepatnya 19 november “si kecil” kembali merenggut nyawa seorang pemuda di Serang Banten, peristiwa ini berawal saat korban dan ketiga rekannya digrebek pihak kepolisian di rest area km.18 tol Tangerang Merak. Usut punya usut, korban penikmat pesta barang haram tersebut panik saat digrebek oleh pihak kepolisian yang curiga dengan mobil korban yang mengeluarkan asap, sehingga korban yang berinisial RY langsung menelan beberapa butir obat sekaligus untuk menghilangkan barang bukti. Namun sesaat setelah korban menelan tablet tersebut, korban langsung mengalami kejang hebat dan harus dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sesampainya di Rumah Sakit takdir berkata lain, korban dinyatakan meninggal dunia sedangkan ketiga rekan lainnya menjalani pemeriksaan guna dimintai keterangan atas hilangnya nyawa dari salah satu rekan mereka tersebut. Dari beberapa informasi yang diperoleh, ternyata korban yang berinisial RY menelan beberapa butir obat jenis ekstasi dan sabu-sabu sehingga korban meregang nyawa beberapa jam setelah mengkonsumsi obat dengan golongan psikotropika.

"Apa yang salah dari kedua jenis obat tersebut? mari kita bahas satu per satu".

Dari penjabaran kasus diatas sesuai Undang-Undang No. 5 tahun 1997 yang dimaksud Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.mengacu pada hal tersebut maka obat yang dikonsumsi korban RY masuk pada golongan OKT (Obat Keras Tertentu) yakni psikotropika golongan I contohnya MDMA (Ekstasi atau inex) dan psikotropika golongan II contohnya amfetanime (sabu-sabu).

Apa sebenarnya MDMA/Ekstasi?

MDMA (Metilendioksimetamfetamin) atau nama familiarnya Esktasi adalah obat ilegal yang bertindak baik sebagai stimulant dan psychedelic, menghasilkan efek energi, serta distorsi dalam waktu dan persepsi dan kenikmatan ditingkatkan dari pengalaman taktil. Ekstasi diberikannya efek utama di otak pada neuron yang menggunakan bahan kimia serotonin untuk berkomunikasi dengan neuron lainnya. Sistem serotonin berperan penting dalam mengatur suasana hati, agresi, aktivitas seksual, tidur, dan kepekaan terhadap rasa sakit.

Apa efek merugikan lainnya MDMA/Ekstasi bagi kesehatan?

Ekstasi juga dapat membahayakan kesehatan secara keseluruhan dan, jarang pula yang  mematikan. Dalam dosis tinggi, ekstasi dapat mengganggu tubuh, kemampuan untuk mengatur suhu. Pada saat yang tak terduga, hal ini dapat menyebabkan peningkatan tajam suhu tubuh (hipertermia), yang dapat mengakibatkan kerusakan hati, gagal ginjal, kerusakan sistem kardiovaskular, atau kematian.

Sabu-sabu itu apa yah? Apa sejenis makanan jepang?

Sabu-sabu atau nama ilmiahnya metamfetamin hydrocloride adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut system saraf pusat (SSP) stimulants. Amfetamine merupakan stimulan kuat terhadap susunan saraf pusat dengan aksi alfa dan beta adrenergik di perifer yang meyerupai obat-obat simpatomimetik tak langsung. Pada susunan saraf pusat amphetamine menstimulasi korteks serebri, striatum, sistim limbik dan batang otak.

Apa yang terjadi jika menggunakan sabu-sabu?

Penggunaan sabu-sabu sering menjadi penyebab paranoid, mudah tersinggung, tidak berfikir positif dan halusinasi visual dan memiliki pengaruh yang sangat kuat di sistem saraf pusat. Pengaruh pemakaian langsung dapat menyebabkan nafsu makan berkurang, kecepatan napas dan denyut jantung meningkat secara tidak normal, demam tinggi, pupil melebar, rasa nyaman, energi dan kepercayaan diri meningkat secara tidak normal, susah tidur, hiperaktif dan banyak bicara, mudah panik, mudah tersinggung, mudah marah dan agresif, pembuluh darah dapat pecah dan menyebabkan kematian.

Bila penggunaannya dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit, beresiko tinggi kurang gizi, dapat mengalami gangguan jiwa, ketergantungan, keracunan terhadap logam berat dari aluminium foil, sedangkan bila pecandu mengalami gejala putus obat menyebabkan cepat marah, tidak tenang/gelisah, cepat lelah, tidak bersemangat.

 

Efek amfetamine yang berhubungan dengan penyalahgunaan dapat dibedakan dalam 2 fase:

 

- Fase awal

Selama fase ini efek akut dari amfetamine ditentukan oleh efek farmakologinya (pelepasan dopamin) dan akan menimbulkan:

-       Euforia

-       Energi yang meningkat

-       Menambah kemampuan bekerja dan interaksi social efek ini timbul sesaat setelah mengkonsumsinya

- Fase konsilidasi

Konsumsi yang lama dan intermiten, membuat individu akan meningkatkan dosis untuk mendapatkan efek yang lebih besar. Pada pemakaian yang terus-menerus individu akan meningkatkan frekuensi dan dosis zat untuk merasakan flash atau rush dari penggunaan amfetamine.

Selama masa transisi penggunaan dosis tinggi, individu menggunakan amfetamine yang bereaksi cepat, yaitu secara intravena atau dihisap. Pada fase ini individu mulai binge, yaitu pemakaian zat secara berulang-ulang sesuai frekuensi perubahan mood. Binge ini dapat berlangsung dalam 12-18 jam tetapi dapat lebih panjang lagi mencapai 2 sampai 3 atau bahkan 7 hari.

Pada penggunaan dengan dosis tinggi akan menimbulkan:

- Kejang-kejan

- Gerakan stereotipik

- Psikosis

Dosis toksik dari amfetamine sangat bervariasi. Kadang-kadang manifestasi toksik dapat terjadi sebagai idiosinkrasi setelah dosis sedikitnya 2 mg. Tetapi sangat jarang terjadi dengan dosis dibawah 15 mg. Reaksi yang berat dapat terjadi pada penggunaa yang kronis. Amfetamine mengakibatkan myoglobinuric tubular necrosis, sedangkan metamfetamine dapat menyebabkan Proliferatif Glomerulonephritis akibat dari suatu systemic necrotizing vasculitis. Biasanya terjadi bila amfetamine digunakan secara intravena, Merupakan keadaan yang jarang terjadi dan timbul , bila terjadi overdosis yang paling sering adalah derivat metamfetamin.

Bagaimanakah sebenarnya interaksi yang terjadi antara MDMA jika digunakan bersama dengan sabu-sabu?

Seperti yang kita ketahui MDMA merupakan psikotropika golongan I yang dimana hanya digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak untuk pengobatan, memiliki daya adiksi yang tinggi sedangkan sabu-sabu masuk pada golongan II yakni digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pengobatan sebagai pilihan terakhir serta memiliki daya adiksi menengah. Kedua campuran bahan ini merupakan penyusun umum dalam pembuatan pil ekstasi, yang dapat meningkatkan energi dan meningkatkan kesenangan.

Namun disisi lain, kombinasi kedua senyawa yang memiliki potensi adiksi yang sangat kuat dapat menyebabkan gangguan kesadaran terutama dapat terjadi pada penggunaan amfetamine. Koma pada amfetamine biasanya terjadi setelah kejang, tetapi pada pengguna narkotika overdosis terjadi antara dengan sedatif adapun efek lain yang membahayakan yakni terjadinya hypertermia. Mekanisme hiperthemia akibat amfetamine biasanya akibat gangguan thermoregulasi. Selain itu sind hiperthermi sentral dapat diakibatkan oleh drug induce amfetamine yang menimbulkan hiperrefleksi otonom (meningkatkan produksi panas). Peningkatan suhu khas berkisar 39 – 40 derajat. Biasanya suhu kembali normal dalam 48 – 72  jam bila obat dihentikan, tetapi dapat menetap beberapa hari sampai minggu bila disertai rash makulopapulaer akibat reaksi obat. Hiperthermi biasanya berhubungan dengan intoksikasi. Merupakan gejala yang paling sering ditemukan dan keadaan ini dapat reversible.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun