Mohon tunggu...
Dwi Novita S
Dwi Novita S Mohon Tunggu... Freelancer - oh nothing

Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

JCC (Jogjakarta Communication Challenge): Communication Challenge in Post Pandemic

24 Maret 2021   01:45 Diperbarui: 24 Maret 2021   01:51 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jogjakarta Communication Conference 2021 diadakan secara virtual , event ini diisi oleh hasil kolaborasi antara Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yang di moderator oleh dosen dari Universitas Ahmad Dahlan Yaitu Mufid Salim M.B.A .Event ini bertemakan Communication Challenge In Post Pandemic. Event besar ini menghadirkan narasumber dari berbagai negara China, Slovakia, Afrika dan Indonesia.

Prof. Dr Phill Hermin Indah Wahyuni dari Universitas Gajah Mada menyampaikan bahwa pada saat ini masyarakat sedang menyesuaikan situasi baru, masyarakat menghadapi masa depan yang tidak pasti, tidak ada jalan kembali, masyarakat diminta untuk berjalan dengan baik bahkan pada saat situasi pandemic seperti ini, dan mengembangkan system sosial yang selalu berinteraksi. Komunikasi sebagai dasar untuk system sosial, masyarakat adalah komunikasi tokoh pemikir dalam system teori. Komunikasi adalah unit terkecil dalam system sosial yang ada dan menghubungkan antar manusia. Peran media juga sangat penting dalam hal ini, karena media harus mempertahankan mereka menghadapi masa krisis dan menemani orang untuk keluar dari masa sulit. 

Tantangan untuk Indonesia tidak mudah karena system komunikasi public yang lemah, dominasi media baru, terutama media sosial yang cenderung sangat terbuka dengan berbagai informasi yang tidak akurat (berbagai sudut pandang analitis sangat terbuka). Media adalah pesan internet adalah medium hibrida, yang mana internet awalnya hanya sebagian dari urutan pertama, yaitu platform teknis tranmisi konten nerurral, namun selama pengemasan ini , internet juga memiliki determinasi lebih lanjut sebagai medium pesanan kedua.

Ide dan keyakinan, termasuk sentiment anti vaksin, seperti banyak penyakit menular dan sangat menular. Anti vaksin dapat memberikan kepercayaan mereka secara luas di web dimana mereka dapat dan mempengaruhi keputusan penerimaan vaksin yang lebih baru seperti di twitter dan pinterest juga penuh sentiment anti vaksin dan tautan ke situs blog antivaksin dan dampaknya terhadap pembuatan keputusan vaksin tidak dapat diabaikan. Internet melibatkan banyak organisasi dan kelembagaan unsur dalam praktek, aturan dan struktur.

Masalah pemisahan digital tidak akan sepenuhnya diselesaikan , tetapi policiel untuk untuk mengatasi hal ini harus bersifat multidimensional dan juga dilaksananakn selaras dengan upaya untuk mengatasi ketimpanagn sosial ,terutama dalam area masalah pandemic.Jika pemerintah tidak memiliki potret lengkap dari pemisahan digital yang sedang berlangsung, akan sulit untuk merumuskan kebijakan untuk mengatasi masalah ini dan juga mengatasi masalah pandemic dengan mengoptimalkan pengggunaan teknologi. 

Faktanya kondisi pemisahan digital bisa lebih serius lagi dalam situasi pandemic. Presentasi strategi oleh oihak yang relevan dalam membahas pilihan untuk intervensi upaya untuk mengurangi penyebaran, dari virus masyarakat harus diundang untuk memahami apa yang ada, yang saat ini dihadapi , bagaimana strategi yang akan berkontribusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun