Mohon tunggu...
Dwinda Nur Baety
Dwinda Nur Baety Mohon Tunggu... Lainnya - Penuntut Ilmu

I believe that formal education will make my living but self education will make own fortune

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melatih Kemampuan Anak Mengoperasikan Perkalian Melalui Website Game Edukasi

15 Mei 2020   02:59 Diperbarui: 15 Mei 2020   03:16 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini kemajuan teknologi terus berkembang pesat hampir disegala aspek kehidupan manusia. Adanya kemajuan teknologi tentunya membawa banyak perubahan dalam kehidupan. Contohnya adalah saat ini akses penggunaan teknologi internet yang tidak hanya dari kalangan orang dewasa saja namun juga anak usia SD bahkan balita sekalipun.

Teknologi internet menawarkan kita kemudahan untuk mendapatkan berbagai hal tanpa harus beranjak dari depan layar, salah satunya adalah kemudahan belajar mandiri untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan asal ada kemauan yang kuat untuk belajar dan terus mencoba.

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan beberapa guru matematika Sekolah Dasar kelas 5 dan 6  di Bekasi. Para guru mengakui bahwa mereka merasa kesulitan saat mengajarkan materi perkalian kepada siswa dikarenakan kurangnya motivasi untuk menghafal dan berlatih kembali secara individu di rumah. 

Ditambah tidak semua siswa bisa fokus selama pembelajaran dikelas dan mudah bosan jika harus menghafal angka-angka. Padahal perkalian merupakan operasi dasar matematika yang sangat penting dan akan berhubungan dengan berbagai cabang ilmu eksak.

Persepsi bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, abstrak dan menakutkan sering ada pada anak. Hal ini terkadang muncul dikarenakan kelemahan dari pengajaran dan pengemasan materi itu sendiri sehingga menimbulkan persepsi negative. 

Oleh karena itu, pembelajaran matematika seharusnya dapat diarahkan ke suasana yang lebih menyenangkan bagi anak, misalnya melalui permainan. 

Penulis menyadari bahwa internet saat ini memiliki potensi yang sangat besar dalam membantu siswa belajar dengan cara lebih menyenangkan sehingga penulis membuat inovasi pembelajaran matematika berupa website edukasi game.

Menurut Nikensasi, Kuswardayan dan Sunaryono (2012) game edukasi merupakan salah satu tema permainan yang berusaha memberikan nilai edukasi dalam sebuah permainan sehingga permainan yang awalnya hanya berfungsi sebagai media penghibur, akhirnya juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran atau pelatihan.

Website edukasi game matematika dengan domain localhost/gameku/game ini secara umum dibuat oleh penulis sebagai media anak untuk melatih kemampuan pengoperasian perkalian dalam matematika namun dikemas dalam bentuk yang tidak membosankan sehingga menarik perhatian anak untuk terus mencoba sehingga kemampuan menghitungnya akan meningkat seiring berjalannya waktu tanpa adanya paksaan untuk menghafal.

Screenshot Gameku (Sumber Gambar: Dwinda)
Screenshot Gameku (Sumber Gambar: Dwinda)

Gameku membagi kemampuan anak dalam mengalikan angka menjadi dari 3 level yaitu; level rendah (1 digit), level sedang (2digit) dan level sulit (3 digit). Jika menjawab benar maka anak akan mendapat 10 poin dan 0 poin jika jawaban yang dipilih keliru. 

Akumulasi nilai anak dapat dilihat dipojok kanan atas untuk setiap level sehingga guru, pendidik maupun anak itu sendiri dapat mengetahui seberapa jauh kemampuannya dalam mengoperasikan perkalian. Website dipilih sebagai media oleh penulis supaya dapat langsung diakses tanpa perlu mendownload dan memakan ruang di smartphone.

Implementasi website edukasi game dilakukan dengan 6 anak SD secara langsung dan penyebaran URL melalui media sosial. Responden menunjukkan sikap positif dengan adanya pembelajaran melalui gadget dan laptop tanpa menggunakan alat tulis. 

Anak menjadi lebih aktif, komunikatif dan tidak merasa malu saat salah menjawab karena saat mengerjakan mereka merasa seperti sedang berkompetisi dalam game, apalagi poin dapat berubah jika mengulang kembali level tersebut sehingga anak kembali mengerjakan soal tanpa ada paksaan namun karena motivasi ingin memiliki poin lebih tinggi dibandingkan temannya.

Semoga para pendidik di Indonesia dapat terus mencoba mencari alternatif pembelajaran yang dapat membangkitkan rasa penasaran anak terhadap pengetahuan sehingga muncul kemauan untuk mencoba dan berlatih tanpa ada paksaan. Good Luck😊

Bahan Bacaan:
D. Hermawan, D. Herumurti, I. Kuswardayan. 2017. Efektifitas Penggunaan Game Edukasi Berjenis Puzzle, RPG Dan Puzzle RPG Sebagai Sarana Belajar Matematika. Jurnal Imiah teknologi Informasi, 15(2), hal 195.

Nikensasi, P., Kuswardayan, I. dan Sunaryono, D. 2012. Rancang Bangun Permainan Edukasi Matematika dan Fisika dengan Memanfaatkan Accelorometer dan Physics Engine Box2d pada Android. Jurnal Teknik ITS, 1(1), Hal 255-260.

S. Pramuditya , M. Noto, H. Purwono. 2018. Desain Game Edukasi Berbasis Android pada Materi Logika Matematika. Jurnal Nasional Pendidikan Matematika, 2(2), Hal 165.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun