Mohon tunggu...
Dwina Septia
Dwina Septia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Hobby bermain bulutangkis dan mudah bersosialisasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif 2022: Kenali Potensi Desa Mojomulyo Melalui Kunjungan UMKM Tempe

1 Agustus 2022   18:45 Diperbarui: 1 Agustus 2022   18:53 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Mojomulyo adalah desa pemekaran dari Desa Mojosari dimulai dari tanggal 31 Desember 1990 (Desa Persiapan) yang terletak di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. 

Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai wirausaha. 

Wirausaha yang banyak ditekuni masyarakatnya ialah industry tempe, umumnya usaha tersebut dilaksanakan dalam skala kecil atau yang dikenal sebagai UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang dijalankan secara turun-temurun dalam suatu keluarga.

Salah satu pelaku UMKM tempe di Desa Mojomulyo yang masih aktif hingga saat ini yaitu Bapak Jarsani. Menurut Bapak Jarsani, usaha yang ia jalankan saat ini merupakan warisan dari orangtuanya yang saat ini ia jalankan bersama anak dan istrinya. 

Dalam satu kali produksi beliau mampu menghasilkan sekitar 125 kemasan tempe dari 15 Kg kedelai. Jumlah produksi tersebut tentunya mengikuti harga kedelai di pasaran. Saat harga kedelai turun maka jumlah produksi dapat ditingkatkan, begitu pula sebaliknya.

Kedelai yang digunakan Bapak Jarsani merupakan kedelai lokal dengan kualitas baik. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan tempe yaitu ragi tempe. "Selama proses fermentasi, jumlah pemakaian ragi disesuaikan dengan suhu lingkungan" ucap Bapak Jarsani. 

Hal itu bertujuan untuk menghasilkan tempe dengan kualitas baik serta menghindari pembusukan pada tempe. Pada tahapan pengemasan, Bapak Jarsani menggunakan dua ukuran kemasan yakni ukuran besar yang dibandrol dengan harga Rp. 2000;- dan ukuran sedang yang dibandrol dengan harga Rp. 1500;-.

Dokpri
Dokpri

Dari kegiatan produksi tempe tersebut limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dan ampas kedelai yang cukup banyak. 

Dikarenakan keterbatasan tenaga kerja yang ada limbah tersebut tidak diolah kembali oleh Bapak Jarsani, melainkan dijual langsung kepada orang lain atau dimanfaatkan untuk pakan ternak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun