Kurangnya minat terhadap agama:Â Ketidakmampuan membaca Al-Qur'an dapat membuat siswa merasa minder dan enggan untuk mempelajari agama lebih lanjut.
Lemahnya karakter: Al-Qur'an mengandung nilai-nilai moral yang sangat tinggi. Dengan mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an, siswa dapat membentuk karakter yang baik. Namun, jika siswa tidak memiliki kemampuan membaca Al-Qur'an, maka pembentukan karakter yang diharapkan akan sulit tercapai.
Solusi
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan berbagai upaya yang komprehensif, baik dari pihak sekolah, guru, orang tua, maupun siswa itu sendiri. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
Meningkatkan alokasi waktu untuk pembelajaran Al-Qur'an: Sekolah perlu memberikan waktu yang cukup untuk pembelajaran Al-Qur'an. Selain itu, dapat diadakan kegiatan ekstrakurikuler yang fokus pada pembelajaran Al-Qur'an.
Menerapkan metode pembelajaran yang inovatif:Â Guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, seperti metode permainan, diskusi kelompok, atau penggunaan media audio-visual.
Meningkatkan kualitas guru PAI:Â Guru PAI perlu memiliki kompetensi yang baik dalam mengajarkan Al-Qur'an, baik dari segi ilmu agama maupun metode pembelajaran.
Memberikan fasilitas yang memadai: Sekolah perlu menyediakan fasilitas yang mendukung pembelajaran Al-Qur'an, seperti mushaf Al-Qur'an yang cukup, ruang belajar yang nyaman, dan alat peraga yang menarik.
Melibatkan orang tua: Sekolah perlu bekerja sama dengan orang tua dalam membimbing siswa belajar Al-Qur'an di rumah.
Menumbuhkan minat baca Al-Qur'an sejak dini:Â Pembiasaan membaca Al-Qur'an sejak usia dini sangat penting. Orang tua dan guru dapat mulai mengajarkan anak-anak membaca Al-Qur'an sejak mereka masih kecil.
KesimpulanÂ