Mohon tunggu...
Dwi Munthaha
Dwi Munthaha Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Dinamika Sosial Politik

People Empowerment and Sustainable Development Consultant

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Polemik Modernitas dan Kemanusiaan di Papua

8 November 2019   08:13 Diperbarui: 8 November 2019   08:16 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangat Kebangsaan  

Saat Indonesia merdeka sebagai sebuah negara, Sukarno berkehendak melanjutkannya sebagai sebuah bangsa. Refleksi atas penindasan kolonial, dijadikannya dasar untuk mewujudkan hal tersebut. Namun, Sukarno punya kesadaran pula tentang realitas pluralisme yang ada di Indonesia. Sayangnya eksperimentasinya membangun national character justru dilanjutkan oleh rezim setelahnya, dengan menggunakan nilai-nilai kolonial yang dia tolak. 

Sukarno telah memberi acuan bernegara dan berkebangsaan dengan gagasan Trisakti: Berdaulat dalam politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam budaya.  Hanya saja penafsiran hingga pelaksanaannya selalu diintervensi oleh kekepentingan global yang lebih berkuasa.

Demokratisasi yang saat ini sedang dituju, masih menyisakan deretan permasalahan yang panjang. Provinsi Papua dan Papua Barat dalam 5 tahun terakhir dipacu dengan berbagai pembangunan infrastruktur dan ekonomi.  Dengan adanya tuntutan referendum dan gaung kemerdekaan, perlu dikaji lebih jauh, seberapa berpengaruhnya kerja-kerja Presiden Jokowi dan hasil pilpres 2019 dengan harapan rakyat Papua.  Memahami budaya dan aspek kesejarahan menjadi penting bagi pemerintah untuk menentukan strategi pembangunan, sebelum melakukan tindakan kerja pembangunan. Jika tidak, maka isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) akan selalu menjadi andalan untuk menggerus legitimasi pemerintah bahkan entitas Indonesia sebagai sebuah bangsa besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun