Amarah adalah suatu nafsu atau emosi yang kuat yang menunjukkan rasa tidak suka, dan biasanya antagonisme, yang dibangkitkan oleh suatu perasaan dicederai atau terhina.
Walaupn kita biasanya menganggap amarah adalah suatu emosi, amarah sebenarnya adalah suatu kelompok emosi yang mencakup baik tubuh, pikiran dan kehendak.
Amarah adalah suatu respon terhadap beberapa kejadian atau situasi dalam hidup yang menyebabkan kejengkelan, rasa frustasi, rasa sakit, atau hal-hal tidak menyenangkan lainnya bagi kita. Ribuan kejadian dan situasi memiliki potensi memprovokasi amarah.
Amarah disuburkan oleh perasaan kecewa, terluka, penolakan, dan malu.
Â
Tubuh juga terpengaruh akan pengalaman amarah. Sistem syaraf otonom tubuh membuat adrenalin mengalir. Tergantung dari kadar amarahnya. Kelenjar adrenal melepaskan dua jenis hormon: epiferin (adrenalin) dan norepinefrin (nonadrenalin). Kedua bahan kimia ini memberi orang rangsangan, ketegangan, kegairahan, panasnya amarah dan pada giliran hormon-hormon ini mempengaruhi kecepatan detak jantung, tekanan darah, fungsi paru-paru dan aktivitas saluran cerna. Â Perubahan fisiologis inilah yang memberi orang perasaan kewalahan oleh amarah dan tidak mampu mengendalikannya.
Kita tidak bisa mengendalikan respon mental dan fisik terhadap amarah.
Â
Mengapa Marah?
Amarah diturunkan dari dua aspek natur Allah yang ilahi: kekudusan Allah dan kasih Allah.
Kudus atrinya terpisah dari dosa. Amarah bukanlah bagian penting dari natur Allah. Karena Allah itu kudus dan karena Allah itu kasih, Allah perlu mengalami amarah. Kasihnya hanya mengupayakan yang baik bagi ciptaannya. KekudusanNya terus bertentangan dengan dosa. Semua hukum moral Allah didasarkan atas kekudusan dan kasihNya. Allah ingin manusia melakukan apa yang benar dan menikmati manfaatnya.