Mohon tunggu...
Dwi Maryam Ardila
Dwi Maryam Ardila Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca buku, artikel, dan semua informasi yang berkaitan tentang motivasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Sanubariku Terdampar

1 Desember 2023   12:28 Diperbarui: 1 Desember 2023   14:13 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, aku sudah mengira jika kamu akan keberatan, tapi gimana tidak ada pilihan lain San dalam waktu sehari cari kerja yang waktunya terbatas." Jawabku berusaha menguatkan Santi.

"Hmm..untuk waktunya bagaimana seminggu dua kali bisa?"

"Jam 6 pagi kita ke sana, jika sudah selesai pekerjaan kita tidak balik lagi, tapi jika belum selesai sore kita ke sana untuk menyelesaikannya."

"Oke, ayo kita coba dulu." Dengan muka cemberut.

"Ya sudah, dari pada gegana yuk kita refreshing ke pusat perelanjaan, hehe.."

2. Tak Ada Rotan Akarpun Jadi

Saat tiba di pusat perbeanjaan, kami bertemu dengan salah satu teman kakakku yang berjualan pakaian di sana. Kami berbincang-bincang, kebetulan menjelang bulan puasa pasar ramai pengunjung, jadi para Bos membutuhkan banyak karyawan. Lalu menawarkan aku untuk jadi salah satu karyawan di toko pakaiannya, namun karena hanya membutuhkan satu karyawan, Santi pun di bekerja di toko yang berbeda.

Bak diberi kejutan dengan Allah, setelah bimbang mencari finansial. Ya..meski hanya karyawan toko, tapi setidaknya lebih baik dari pada pilihan pertama. Aku dan Santi sepakat menerima tawaran itu. Dan menggagalkan tawaran pekerjaan yang pertama, karena Qodarullah kami bekerja mulai awal bulan Ramadhan dan jadwal kuliah kami libur semester, jadi kami bisa bekerja sejak pagi hingga sore hari, tanpa tepenggal-penggal oleh jadwal ngampus.

Sebelum perjuangan pertama kami dimulai, seperti biasa kami berdiskusi terlebih dahulu, sembari piknik tipis-tipis di teras rumah Santi.

"Zahra, kebayang gak si kita bakal jadi pedagang?" tanya Santi dengan muka meragukan.

"Tak pernah kebayang dan terbayangkan sebelumnya, apalagi ini pasar tradisional jadi sepertinya agak ribet ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun