Ketika seorang kandidat kalah dan memilih menggugat hasil tanpa dasar yang kuat, pertanyaan yang muncul adalah: apakah gugatan tersebut benar-benar demi keadilan, atau sekadar bentuk kekecewaan yang tidak produktif? Kebesaran hati untuk menerima hasil adalah fondasi penting bagi stabilitas sosial dan politik.
3. Bhinneka Tunggal Ika: Landasan Kebersamaan yang Tergerus?
Indonesia adalah bangsa yang besar dengan keberagaman suku, agama, dan budaya. Semangat "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu" sangat penting dalam mengarahkan kehidupan politik di Indonesia. Semangat ini menekankan kerukunan dan persatuan di antara berbagai budaya, agama, dan suku bangsa di negara ini, dan dipandang penting untuk menjaga stabilitas politik dan kohesi sosial.. Namun, polarisasi politik yang kerap kali memanaskan pilkada justru mengikis nilai ini.
Penerapan Bhinneka Tunggal Ika sangat penting dalam mengurangi dampak negatif politik identitas, berita bohong, dan ujaran kebencian yang dapat menimbulkan polarisasi dan konflik di masyarakat. Dengan mengedepankan kerukunan, maka persatuan dan kesatuan dapat terjaga dan konflik sosial dapat dicegah (Maryono, M. (2023).
Bhinneka Tunggal Ika harus menjadi prinsip panduan dalam demokrasi, yang mendorong konsensus dan musyawarah politik, yang merupakan ciri utama demokrasi Indonesia. Pendekatan ini membantu dalam mengaktualisasikan semboyan tersebut dalam praktik demokrasi, memastikan bahwa keberagaman dihormati dan persatuan dipertahankan (Riyanto et al., (2022). Dalam konteks ini, eika politik yang berlandaskan pada prinsip Bhinneka Tunggal Ika sangat penting dalam membentuk jati diri dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Etika ini mendorong rasa saling menghormati dalam keberagaman dan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat melalui partisipasi politik yang etis (Aji, W., & Ansori, Z. (2024).
Mari lihat sedikit ke belakang, selama krisis COVID-19, semangat Bhinneka Tunggal Ika menumbuhkan solidaritas di berbagai lapisan masyarakat, yang menonjolkan perannya dalam menyatukan masyarakat di masa kritis. Semangat ini diharapkan dapat bertahan setelah krisis berlalu, dan tertanam dalam kehidupan sehari-hari (Situmorang, D. (2021). Bukti tak terbantahkan bahwa penguatan Bhinneka Tunggal Ika sangat penting untuk memperkokoh jati diri bangsa Indonesia dan menjadi kekuatan pemersatu bangsa, sehingga terwujud masyarakat yang sejahtera dan damai (Baihaki, E. (2017).
Sengketa hasil pilkada yang melibatkan narasi-narasi sektarian atau primordial menjadi ancaman serius bagi persatuan bangsa. Jika ini terus dibiarkan, masyarakat bisa kehilangan kepercayaan terhadap sistem demokrasi itu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai roh dalam setiap proses politik, di mana perbedaan dipandang sebagai kekuatan, bukan ancaman.
4. Pentingnya Mawas Diri dalam Kompetisi Politik
Setiap kandidat, baik yang menang maupun kalah, perlu mawas diri dan merenungkan kembali apa yang menjadi tujuan mereka dalam mengikuti pilkada. Jika tujuannya adalah untuk melayani masyarakat, maka kekalahan seharusnya tidak menjadi alasan untuk menimbulkan perpecahan.
Mawas diri juga penting bagi masyarakat sebagai pemilih. Kita perlu mendukung pemimpin yang mampu mengedepankan persatuan, bukan yang justru memperparah polarisasi. Mempromosikan persatuan melalui kepemimpinan memerlukan dukungan terhadap pemimpin yang dapat menjembatani perpecahan daripada memperparah polarisasi. Konsep polarisasi pemimpin, sebagaimana dieksplorasi dalam konteks politik Italia, menyoroti dampak polarisasi pemimpin pada sistem politik yang mengacu pada peran yang dimainkan pemimpin dalam mengintensifkan perpecahan dalam sistem politik. Hal ini diukur menggunakan Indeks Polarisasi Pemimpin (LPI) untuk melacak perubahan dalam dinamika politik (Bordignon, F. (2020).
Di Italia, periode 2018 hingga 2020 menyaksikan pergeseran signifikan dalam lanskap politik, yang ditandai dengan peralihan dari tripolarisme ke bipolarisme. Pergeseran ini sebagian besar didorong oleh polarisasi yang didorong oleh elit, di mana para pemimpin seperti Matteo Salvini dari partai Lega memainkan peran yang memecah belah (Bordignon, F. (2020). Data survei menunjukkan bahwa pemilih menganggap pemimpin tertentu semakin memecah belah, yang berkontribusi pada meningkatnya polarisasi dalam ruang politik (Bordignon, F. (2020).