Mohon tunggu...
Dwi Mariyono
Dwi Mariyono Mohon Tunggu... Dosen - Doctor at the Faculty of Islamic Religion, Malang Islamic University

Doctor at the Faculty of Islamic Religion, Malang Islamic University. This position has been trusted as Head of the Human Resources Division since June 2023

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diskusi yang Terhenti

2 Oktober 2024   11:15 Diperbarui: 2 Oktober 2024   11:27 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Di era globalisasi, di mana komunikasi lintas batas menjadi semakin mudah, forum diskusi, forum pengajian agama serta forum-forum diskudi budaya berperan penting dalam membangun pemahaman antarbudaya dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan. Namun, belakangan ini, fenomena pembubaran forum-forum ini semakin marak terjadi, menciptakan ketidakpastian dan ketakutan di kalangan masyarakat. Dalam opini ini, kita akan menelusuri akar permasalahan ini, dampaknya terhadap masyarakat, serta menawarkan solusi inovatif untuk menjaga kebebasan berpendapat dan beragama di tingkat global.

Akar Permasalahan

Pembubaran forum diskusi dan pengajian sering kali berakar dari ketakutan akan penyebaran ide-ide yang dianggap radikal atau berpotensi mengganggu stabilitas sosial. Di beberapa negara, pemerintah mengambil langkah tegas untuk membubarkan kegiatan yang dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai nasional atau ideologi resmi. Ironisnya, tindakan ini sering kali memperparah ketegangan sosial dan menciptakan stigma terhadap pemikiran yang beragam.

Di tingkat lokal, masyarakat juga dapat menjadi bagian dari masalah. Ketika ketidakpahaman terhadap ajaran atau ide tertentu muncul, individu dan kelompok sering kali merasa perlu untuk bertindak defensif. Pembubaran forum ini, meskipun mungkin dimaksudkan untuk melindungi, pada akhirnya menghambat dialog yang konstruktif.

Dampak Sosial

Dampak dari pembubaran forum diskusi dan pengajian sangat luas. Pertama, ini mengurangi ruang bagi masyarakat untuk berdiskusi dan belajar satu sama lain. Ketika orang tidak dapat menyuarakan pendapat mereka atau mendiskusikan pandangan yang berbeda, terjadi stagnasi intelektual dan spiritual. Hal ini tidak hanya mengurangi kapasitas masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan, tetapi juga memicu ketidakpuasan dan potensi konflik.

Kedua, pembubaran forum ini dapat menyebabkan marginalisasi kelompok-kelompok tertentu, yang pada gilirannya memperburuk ketidaksetaraan sosial. Ketika suara-suara tertentu dibungkam, mereka yang sudah terpinggirkan menjadi semakin terasing, yang menciptakan ketegangan dalam masyarakat.

Solusi Inovatif

1. Pendidikan Kewarganegaraan Global

Salah satu solusi untuk mengatasi fenomena ini adalah dengan memperkenalkan pendidikan kewarganegaraan global yang menekankan pentingnya dialog dan toleransi. Kurikulum ini dapat mengajarkan siswa tentang nilai-nilai kemanusiaan, hak asasi manusia, dan pentingnya mendengarkan pandangan yang berbeda. Dengan cara ini, generasi mendatang akan lebih siap untuk berpartisipasi dalam diskusi yang konstruktif dan menghindari ekstremisme.

Pendidikan kewarganegaraan global harus diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah di seluruh dunia untuk menciptakan individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga empatik dan toleran. Dalam konteks saat ini, di mana fenomena pembubaran forum diskusi semakin marak, penting bagi generasi muda untuk memahami nilai-nilai dasar yang mendasari kebebasan berpendapat dan pentingnya berdialog. Dengan mengajarkan siswa tentang hak asasi manusia, mereka akan lebih mampu menghargai perspektif orang lain, bahkan ketika pandangan tersebut bertentangan dengan keyakinan pribadi mereka. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang saling menghormati dan memahami.

Sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan global, sekolah harus menyertakan materi yang menjelaskan sejarah dan konteks dari beragam ideologi, budaya, dan agama. Dengan pendekatan yang lebih inklusif, siswa dapat belajar tentang pentingnya keragaman dan bagaimana berbagai latar belakang dapat saling melengkapi dalam pembentukan masyarakat yang harmonis. Proyek kolaboratif yang melibatkan siswa dari berbagai budaya dan agama dapat diadakan untuk membangun koneksi dan saling pengertian. Ketika siswa berinteraksi langsung dengan mereka yang berbeda latar belakang, mereka akan lebih mudah memahami dan menerima perbedaan.

Pendidikan kewarganegaraan global juga perlu memperkuat keterampilan komunikasi yang efektif. Melalui pelatihan dalam debat, diskusi, dan presentasi, siswa dapat dilatih untuk menyampaikan pendapat mereka dengan cara yang konstruktif dan terbuka. Hal ini tidak hanya akan membantu mereka dalam berpartisipasi dalam diskusi yang lebih luas, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dalam berinteraksi dengan berbagai kelompok masyarakat di tingkat global. Dengan keterampilan ini, mereka akan mampu berargumen tanpa harus memaksakan pendapat, serta mampu mendengarkan dan memahami sudut pandang orang lain.

Selain itu, penting bagi pendidikan kewarganegaraan global untuk menyertakan pendidikan tentang media dan literasi informasi. Di era digital saat ini, siswa sering terpapar dengan berbagai informasi, termasuk berita palsu dan propaganda. Melalui pelajaran yang menekankan pentingnya mengevaluasi sumber informasi dan memahami bias, siswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia informasi. Ini tidak hanya membantu mereka dalam mengambil keputusan yang lebih bijaksana, tetapi juga membekali mereka dengan kemampuan untuk mengidentifikasi dan menolak ide-ide ekstrem yang dapat menimbulkan pembubaran forum diskusi dan pengajian.

Untuk memastikan efektivitas pendidikan kewarganegaraan global, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil sangat diperlukan. Dengan membentuk kemitraan ini, kurikulum dapat dikembangkan secara holistik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Organisasi masyarakat sipil dapat memberikan perspektif berharga tentang tantangan yang dihadapi di lapangan, serta membantu dalam implementasi program-program pendidikan yang mempromosikan dialog dan toleransi. Kerja sama ini juga akan meningkatkan keterlibatan masyarakat, sehingga pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan sosial.

Terakhir, evaluasi dan pemantauan berkala terhadap program pendidikan kewarganegaraan global harus dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan pendidikan tercapai. Dengan mengumpulkan umpan balik dari siswa, guru, dan masyarakat, kita dapat terus memperbaiki pendekatan dan materi ajar. Dengan cara ini, kita tidak hanya menciptakan generasi muda yang cerdas dan kritis, tetapi juga individu yang peduli dan siap untuk berkontribusi pada masyarakat global yang lebih toleran dan damai. Inilah harapan untuk masa depan, di mana diskusi tidak hanya diperbolehkan, tetapi dihargai sebagai bagian integral dari kehidupan bermasyarakat.

2. Platform Diskusi Online

Di era digital yang semakin mendominasi kehidupan sehari-hari, pengembangan platform diskusi online yang aman dan inklusif menjadi solusi vital untuk mengatasi pembubaran forum diskusi dan pengajian. Platform ini dapat dirancang untuk menyediakan ruang bagi individu dari berbagai latar belakang untuk berbagi pandangan, berdiskusi, dan belajar satu sama lain tanpa rasa takut akan reperusi. Dengan fitur yang mendukung anonimitas, pengguna akan merasa lebih bebas untuk mengekspresikan pandangan mereka, yang dapat membantu mengurangi stigma terhadap ide-ide yang mungkin dianggap kontroversial.

Keberadaan moderasi yang baik adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang kondusif di platform diskusi ini. Tim moderasi yang terlatih dapat memastikan bahwa diskusi tetap berfokus pada pertukaran ide yang konstruktif dan tidak terjebak dalam konflik yang merugikan. Moderasi yang efektif juga dapat melibatkan penggunaan algoritma dan kecerdasan buatan untuk memantau percakapan dan mencegah penyebaran ujaran kebencian atau konten yang berpotensi merusak. Dengan cara ini, pengguna dapat berpartisipasi dalam diskusi dengan aman, mengetahui bahwa ada pengawasan yang bertanggung jawab di baliknya.

Selain itu, platform ini dapat menawarkan fitur yang mendukung keterlibatan pengguna yang lebih aktif, seperti sesi tanya jawab, webinar, dan lokakarya online. Kegiatan ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman tentang berbagai isu, tetapi juga menciptakan kesempatan bagi individu untuk berinteraksi langsung dengan para ahli dan praktisi di bidang yang relevan. Dengan menambah elemen edukatif ini, platform diskusi dapat berfungsi tidak hanya sebagai ruang berbagi pendapat, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran yang mendorong partisipasi yang lebih dalam.

Penting untuk memastikan bahwa platform ini dapat diakses oleh berbagai kalangan, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil atau dengan akses terbatas ke internet. Membangun kemitraan dengan organisasi lokal dan lembaga pendidikan dapat membantu memperluas jangkauan platform ini. Dengan menyediakan aksesibilitas yang lebih baik, kita dapat menjangkau individu yang mungkin merasa terpinggirkan dari diskusi publik, sehingga menciptakan suasana yang lebih inklusif dan beragam.

Pengembangan platform diskusi online juga harus mempertimbangkan penggunaan teknologi yang mendukung keamanan data dan privasi pengguna. Dalam dunia yang semakin terhubung, kepercayaan pengguna terhadap platform online sangat penting. Dengan mengimplementasikan enkripsi dan kebijakan privasi yang transparan, pengguna akan merasa lebih nyaman untuk terlibat dan berbagi pandangan mereka tanpa khawatir akan penyalahgunaan data pribadi mereka. Hal ini akan membangun kepercayaan dan mengundang lebih banyak individu untuk bergabung dalam diskusi.

Akhirnya, keberhasilan platform diskusi online ini memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan untuk terus mendukung dan mempromosikan dialog yang sehat. Melalui kampanye kesadaran dan pendidikan tentang pentingnya toleransi dan dialog, masyarakat dapat didorong untuk berpartisipasi secara aktif. Dengan pendekatan yang kolaboratif, platform ini dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan individu dari berbagai latar belakang, memungkinkan mereka untuk berbagi ide, mempelajari perspektif baru, dan berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Di sinilah harapan untuk menciptakan dunia yang menghargai perbedaan dan memupuk dialog sebagai bagian integral dari kehidupan sosial.

3. Kemitraan Antara Pemerintah dan Masyarakat Sipil

Kemitraan antara pemerintah dan masyarakat sipil merupakan elemen kunci dalam menciptakan kebijakan yang mendukung kebebasan berpendapat. Pemerintah tidak dapat bekerja sendirian dalam merancang aturan yang adil dan inklusif tanpa melibatkan suara dari masyarakat. Oleh karena itu, hubungan yang harmonis dan kooperatif dengan organisasi masyarakat sipil (OMS) adalah sebuah keharusan. Kemitraan ini tidak hanya akan memperkaya perspektif pemerintah, tetapi juga memperkuat legitimasi kebijakan yang dihasilkan. Terlebih lagi, OMS sering kali lebih dekat dengan isu-isu akar rumput yang mungkin terabaikan oleh birokrasi.

Melalui dialog terbuka antara pemerintah dan OMS, masalah sosial dan politik dapat diidentifikasi dengan lebih akurat. Misalnya, OMS yang terlibat langsung dalam masyarakat dapat memberikan data dan wawasan yang lebih mendalam mengenai dampak kebijakan tertentu. Selain itu, keterlibatan OMS dalam proses pengambilan keputusan akan menciptakan rasa memiliki bagi masyarakat, sehingga kebijakan yang diterapkan lebih mudah diterima dan dijalankan. Inisiatif dialog ini menjadi penting terutama dalam isu-isu sensitif seperti kebebasan berpendapat, di mana sering terjadi perbedaan pandangan yang tajam.

Selain dialog, pemerintah juga perlu mendukung berbagai inisiatif komunitas yang mendorong diskusi publik. Aktivitas-aktivitas seperti forum warga, seminar, hingga debat terbuka di media sosial dapat memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengekspresikan pandangan mereka. Dengan memberikan ruang bagi masyarakat untuk berdiskusi secara terbuka, ketegangan yang muncul akibat perbedaan pandangan dapat diredam. Pemerintah dapat memainkan peran sebagai fasilitator yang memastikan setiap diskusi berlangsung secara sehat dan tidak menimbulkan polarisasi yang lebih dalam.

Pada saat yang sama, peran OMS dalam mempromosikan dialog juga penting. Mereka sering kali menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat, berfungsi sebagai "jembatan" yang mempertemukan aspirasi warga dengan kebijakan pemerintah. Melalui pendidikan publik dan advokasi, OMS dapat membantu masyarakat memahami hak-hak mereka, termasuk kebebasan berpendapat, serta bagaimana cara terbaik untuk memperjuangkannya secara damai dan legal. Dukungan pemerintah terhadap program-program ini akan menciptakan ruang kebebasan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, kemitraan yang kuat antara pemerintah dan masyarakat sipil tidak hanya akan memperkuat kebebasan berpendapat, tetapi juga memperkokoh demokrasi itu sendiri. Kemitraan ini menawarkan jalan menuju pengambilan keputusan yang lebih partisipatif dan solutif, di mana kepentingan semua pihak---baik pemerintah maupun masyarakat---dapat terakomodasi dengan baik. Dengan cara ini, berbagai konflik sosial yang sering kali muncul karena ketidakpercayaan dan kurangnya dialog dapat diminimalisir..

4. Pendekatan Multikultural

Pendekatan multikultural dalam kebijakan publik adalah langkah krusial dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis. Di era globalisasi ini, keberagaman bukan lagi sekadar fenomena lokal, tetapi sebuah keniscayaan yang terjadi di setiap negara. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengadopsi kebijakan yang tidak hanya menghormati, tetapi juga merangkul pluralisme sebagai kekuatan bangsa. Kebijakan publik yang responsif terhadap keberagaman budaya, agama, etnis, dan bahasa akan memperkuat kohesi sosial serta mengurangi potensi konflik yang diakibatkan oleh perbedaan. Dengan merangkul pendekatan ini, pemerintah dapat memastikan bahwa setiap kelompok masyarakat merasa dihargai dan diakui dalam setiap aspek kehidupan publik.

Salah satu aspek penting dalam pendekatan multikultural adalah inklusi suara-suara dari berbagai latar belakang dalam proses pengambilan keputusan. Di banyak negara, kelompok minoritas sering kali merasa terpinggirkan dari kebijakan publik yang seharusnya mencerminkan kepentingan seluruh warga negara. Dengan memastikan bahwa kebijakan melibatkan perwakilan dari beragam kelompok masyarakat, pemerintah dapat menciptakan rasa memiliki yang lebih besar di antara warganya. Ini bukan hanya soal representasi, tetapi juga soal keadilan sosial, di mana setiap individu memiliki hak untuk didengar dan dilibatkan dalam proses yang memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.

Forum diskusi publik yang mendukung dan menghormati perbedaan adalah salah satu cara paling efektif untuk memajukan pendekatan multikultural. Pemerintah dapat bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil untuk menciptakan ruang dialog yang inklusif, di mana setiap orang, terlepas dari latar belakang mereka, dapat berbicara secara terbuka dan aman. Forum-forum ini tidak hanya membantu mempertemukan berbagai pandangan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk belajar dari satu sama lain. Hal ini dapat mengurangi prasangka dan stereotip yang mungkin ada, sekaligus membangun solidaritas di antara komunitas yang berbeda.

Merayakan perbedaan adalah langkah penting dalam memperkuat rasa persatuan di tengah keragaman. Pemerintah dapat mendukung inisiatif-inisiatif yang merayakan kebudayaan dan tradisi dari berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya. Festival kebudayaan, acara seni multikultural, dan program pendidikan yang menonjolkan sejarah dan kontribusi dari berbagai kelompok masyarakat dapat menjadi sarana yang efektif dalam memperkuat rasa saling menghargai. Ketika keberagaman dilihat sebagai aset, bukan sebagai ancaman, maka masyarakat dapat lebih terbuka terhadap perbedaan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam skala global, penerapan pendekatan multikultural dalam kebijakan publik dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang juga menghadapi tantangan serupa. Masyarakat internasional dapat belajar dari negara-negara yang berhasil menerapkan kebijakan inklusif yang menghormati keberagaman tanpa menimbulkan konflik. Dengan demikian, pendekatan multikultural tidak hanya relevan dalam konteks domestik, tetapi juga dalam membangun hubungan antarnegara yang lebih harmonis. Sebagai hasilnya, kebijakan publik yang multikultural tidak hanya akan memperkuat stabilitas internal, tetapi juga berkontribusi pada perdamaian global.

Kesimpulan

Fenomena pembubaran forum diskusi dan pengajian merupakan tantangan serius yang perlu dihadapi dalam konteks kewarganegaraan global. Dengan memahami akar permasalahan dan dampaknya, kita dapat mengembangkan solusi inovatif yang tidak hanya melindungi kebebasan berpendapat, tetapi juga memperkuat masyarakat secara keseluruhan. Dialog dan kolaborasi antarindividu dan kelompok adalah kunci untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif, toleran, dan harmonis. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat memastikan bahwa diskusi tidak terhenti, melainkan berkembang menjadi jembatan pemahaman antarbudaya yang lebih kuat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun