Mohon tunggu...
Dwi Margi Lestari
Dwi Margi Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/S1 Perikanan dan Kelautan Prodi Akuakultur/Universitas Airlangga

Saya sedang belajar dalam bidang perikanan dan kelautan serta memiliki ketertarikan di bidang sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Kesehatan Perairan Indonesia Butuh Perhatian

9 Juni 2022   16:32 Diperbarui: 15 Juni 2022   20:43 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Sebagai negara yang 70% wilayahnya berupa perairan sudah seharusnya negara Indonesia memperhatikan kesehatan perairannya. Air merupakan kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Air sangat dibutuhkan dalam kegiatan sehari -- hari,  seperti  mandi, mencuci, sampai dikonsumsi sebagai air minum. 

Air yang berkualitas tentunya didapat dari perairan yang terjaga kesehatannya. Banyak sekali perubahan antara perairan Indonesia yang dulu dan sekarang contohnya saat ini sudah jarang ditemukan sungai dengan air jernih dan ekosistem yang masih terjaga terutama di daerah Jawa. 

Berbagai kasus pencemaran air yang menyebabkan organisme di dalam perairan contohnya ikan yang mengalami kematian massal sudah banyak diberitakan. 

Ikan yang mengalami kematian tersebut kebanyakan berada di perairan yang telah tercemar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pencemaran air di Desa atau Kelurahan seluruh Jawa Barat pada tahun 2014 mencapai 1131 kasus, 2018 terdapat 1890 kasus, dan pada 2021 dengan 1217 kasus.  

Dari data tersebut bisa menjadi gambaran tingkat kesehatan perairan di Indonesia terutama daerah jawa yang terbilang buruk. Kesehatan perairan yang buruk tentunya akan mengancam kesehatan makhluk hidup yang berada ataupun mengonsumsi air dari perairan tersebut.

Aktivitas manusia merupakan faktor terbesar dalam pencemaran perairan. Kebiasaan manusia membuang sampah sembarangan seakan sangat melekat dengan rakyat Indonesia. Kebiasaan buruk tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut - berlarut karena akan membahayakan manusia itu sendiri. 

Dampak negatif dari membuang sampah tidak pada tempatnya terutama di wilayah perairan terkadang tidak bisa dirasakan secara langsung.

Hal ini mungkin yang menjadi alasan kurangnya efek jera manusia ketika membuang sampah sembarangan. Fenomena mikroplastik menunjukkan kesehatan perairan berbanding lurus dengan kesehatan manusia. 

Mikroplastik merupakan partikel plastik atau fiber yang berukuran kurang dari 5 milimeter sangat berbahaya bagi tubuh. Saat ini banyak kasus ditemukannya mikroplastik di mana saja. Peneliti Selandia Baru telah menemukan mikroplastik pada salju yang turun di Antartika. 

Selain itu, seorang peneliti di Universitas Sakarya di barat laut Turki juga menemukan 13.000 kandungan mikroplastik di sekantong teh celup. Mikroplastik yang dikonsumsi manusia dalam jangka waktu lama dapat memicu pertumbuhan tumor, penghambat sistem imun, dan mengganggu sistem reproduksi. 

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia telah darurat sampah plastik. Pencemaran akan menurunkan kualitas biota air perairan tersebut. Kualitas hasil perairan yang  buruk akan mengakibatkan banyak penyakit bagi manusia yang mengkonsumsinya. Selain dapat menyebabkan terganggunya kesehatan manusia, air yang tercemar juga dapat menyebabkan punahnya organisme air yang ada. 

Punahnya organisme air dikarenakan toksisitas perairan tersebut tidak mampu ditolerir oleh organisme tersebut. Apabila hal tersebut terjadi maka keragaman biota laut di Indonesia akan terancam. Indonesia yang telah dikenal sebagai negara dengan kekayaan laut berlimpah nantinya hanya akan menjadi sejarah. 

Indonesia bisa mulai memperhatikan kesehatan perairannya dengan melakukan pengukuran kesehatan wilayah perairan tertutup (enclosed coastal seas).

Wilayah perairan tertutup sendiri merupakan perairan yang tidak bersinggungan langsung dengan laut bebas. Pada dasarnya semua air akan berakhir di laut, hal tersebut disebabkan oleh siklus hidrologi yang terjadi di bumi. 

Oleh karena itu, perairan tertutup yang tercemar juga dapat membahayakan kesehatan laut Indonesia. Pengukuran kesehatan perairan tertutup sendiri telah dilakukan oleh Dr. Osamu Matsuda yang merupakan seorang profesor dari Universitas Hiroshima Jepang. Pengukuran yang diterapkan dalam penelitian kesehatan perairan tertutup tersebut merupakan pengukuran holistik. 

Pengukuran holistik merupakan pengukuran secara menyeluruh untuk mendapatkan hasil yang objektif. Pada penelitian perairan tersebut dilakukan pengontrolan terhadap Chemical Oxygen Demand (COD), Total Nitrogen (TN), dan Total Phospat (TP). 

Terdapat pula beberapa poin yang menjadi tolak ukur kesehatan perairan yaitu komposisi spesies yang terdapat di perairan, ruang habitat, lingkungan yang berupa pengamatan harmful substances dan dissolve oxygen (DO), residence time, produksi primer, dekomposisi atau sedimentasi, dan removal. Telah terjadi peningkatan kesehatan perairan di Jepang setelah dilakukan pengukuran kesehatan tersebut. Tentunya hal tersebut didapatkan dengan perbaikan perairan yang tepat. 

Jika dilakukan pengukuran kesehatan di setiap perairan tertutup, Indonesia akan mudah dalam memetakan perairan yang butuh penanganan darurat untuk diperbaiki. 

Kemudian dapat dibuat kebijakan-kebijakan yang harus diterapkan untuk mendukung perbaikan wilayah perairan tertutup  tersebut. Dengan begitu dapat menciptakan negara Indonesia sebagai negara maritim dengan kesehatan perairan yang lebih baik. 

Sesungguhnya wilayah yang bagus bukan hanya dilihat dari tata letak petanya tetapi juga dari wilayah perairan yang sehat. Wilayah perairan yang luas bukan lantas menjadi alasan untuk menghambat pengukuran kesehatan perairan. 

Cara ini harus coba diterapkan untuk menciptakan perairan yang sehat, SDM yang sehat pula, serta keamanan keragaman jenis organisme air yang ada di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun